Produksi Radikal bebas akibat latihan fisik
Mekanisme terbentuknya radikal bebas selama aktifitas fisik maksimal ada 2 cara. Pertama disebabkan lepasnya electron superoksida dari mitokondria. Pada saat latihan fisik maksimal terjadi peningkatan konsumsi oksigen sampai 20 kali, bahkan dalam otot dapat mencapai 100 kali. Penggunaan oksigen yang berlebih ini dapat memicu pembentukan radikal bebas di berbagai jaringan tubuh. Selama latihan fisik maksimal, pengeluaran radikal bebas terutama superoksida dapat meningkat dalam mitokondria, atau pusat-pusat energi di dalam sel. Kedua terbentuknya radikal bebas, selama latihan fisik maksimal, erat hubungannya dengan proses iskemia-perfusi. Pada saat latihan fisik maksimal, terjadi hipoksia relative sementara di jaringan beberapa organ yang tidak aktif seperti ginjal, hati dan usus. Hal ini untuk konpensasi peningkatan pasokan darah ke otot yang aktif dan kulit. Disamping itu selama latihan fisik dengan intensitas tinggi dengan denyut nadi 80-85% denyut nadi maksimal, serabut otot menjadi relative hipoksia, karena pada saat otot berkontraksi dengan kuat, memeras pembuluh darah intramuscular di bagian otot yang aktif, akibatnya terjadi penurunan aliran darah ke otot yang aktif untuk sementara. Setelah selesai latihan fisik, darah dengan cepat kembali ke berbagai organ yang kekurangan aliran darah tadi, sehingga terjadi perfusi yang dapat menyebabkan sejumlah radikal bebas turut dalam sirkulasi. (Cooper, 2000). Sumber utama produksi senyawa oksigen reaktif (ROS) selama aktifitas fisik adalah sebagai berikut :
1. Rantai transfer elektron mitokondria, terutama pada komplek 1 (NADH ubiquinone reductase) dan komplek 3 (Ubiquinone – cythocrome c reductase), yaitu tempat pembentukan radikal superoksida dan hydrogen peroksida.
2. Jalur xantine oksidase melalui mekanisme iskemia – referfusi jantung. Selama iskemia, ATP diubah menjadi AMP. Jika suplai oksigen kurang AMP akan diubah menjadi hypoxantin yang selanjutnya diubah menjadi xantin dan assam urat oleh xantin oxidase, yang akhirnya membentuk radikal superoksida.
3. Neutrofil dan respon inflamasi, yang merupakan sumber sekunder produksi ROS selama periode recovery setelah latihan fisik berat.
4. Katekolamin, yaitu pada latihan fisik jangka panjang. Pada latihan ini terjadi peningkatan metabolisme oksidatif yang melalui aktivasi reseptor βandrenergik menyebabkan produksi ROS mitokondria meningkat (Belviranh, 2006)
Mekanisme terbentuknya radikal bebas selama aktifitas fisik maksimal ada 2 cara. Pertama disebabkan lepasnya electron superoksida dari mitokondria. Pada saat latihan fisik maksimal terjadi peningkatan konsumsi oksigen sampai 20 kali, bahkan dalam otot dapat mencapai 100 kali. Penggunaan oksigen yang berlebih ini dapat memicu pembentukan radikal bebas di berbagai jaringan tubuh. Selama latihan fisik maksimal, pengeluaran radikal bebas terutama superoksida dapat meningkat dalam mitokondria, atau pusat-pusat energi di dalam sel. Kedua terbentuknya radikal bebas, selama latihan fisik maksimal, erat hubungannya dengan proses iskemia-perfusi. Pada saat latihan fisik maksimal, terjadi hipoksia relative sementara di jaringan beberapa organ yang tidak aktif seperti ginjal, hati dan usus. Hal ini untuk konpensasi peningkatan pasokan darah ke otot yang aktif dan kulit. Disamping itu selama latihan fisik dengan intensitas tinggi dengan denyut nadi 80-85% denyut nadi maksimal, serabut otot menjadi relative hipoksia, karena pada saat otot berkontraksi dengan kuat, memeras pembuluh darah intramuscular di bagian otot yang aktif, akibatnya terjadi penurunan aliran darah ke otot yang aktif untuk sementara. Setelah selesai latihan fisik, darah dengan cepat kembali ke berbagai organ yang kekurangan aliran darah tadi, sehingga terjadi perfusi yang dapat menyebabkan sejumlah radikal bebas turut dalam sirkulasi. (Cooper, 2000). Sumber utama produksi senyawa oksigen reaktif (ROS) selama aktifitas fisik adalah sebagai berikut :
1. Rantai transfer elektron mitokondria, terutama pada komplek 1 (NADH ubiquinone reductase) dan komplek 3 (Ubiquinone – cythocrome c reductase), yaitu tempat pembentukan radikal superoksida dan hydrogen peroksida.
2. Jalur xantine oksidase melalui mekanisme iskemia – referfusi jantung. Selama iskemia, ATP diubah menjadi AMP. Jika suplai oksigen kurang AMP akan diubah menjadi hypoxantin yang selanjutnya diubah menjadi xantin dan assam urat oleh xantin oxidase, yang akhirnya membentuk radikal superoksida.
3. Neutrofil dan respon inflamasi, yang merupakan sumber sekunder produksi ROS selama periode recovery setelah latihan fisik berat.
4. Katekolamin, yaitu pada latihan fisik jangka panjang. Pada latihan ini terjadi peningkatan metabolisme oksidatif yang melalui aktivasi reseptor βandrenergik menyebabkan produksi ROS mitokondria meningkat (Belviranh, 2006)
No comments:
Post a Comment