Hubungan IgM(-) dan IgG(+) dengan DBD
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh infeksi virus spesies Flaviviridae, yaitu genus Flavivirus dengan serotipe Den-1, Den-2, Den-3, dan Den-4, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala klinis berupa demam tinggi (38–40°C) yang berlangsung selama 2–7 hari, dengan gejala perdarahan, berbentuk uji Rumpel Leede positif atau adanya bintik merah (purpura), garis merah, mimisan, perdarahan gusi, muntah darah dan tinja hitam, hepatomegali, nyeri otot dan persendian, renjatan yang ditandai oleh rasa nyeri perut, mual, muntah, penurunan tekanan darah, pucat, rasa dingin yang tinggi, terkadang disertai perdarahan dalam. Masa inkubasi berlangsung selama 4–6 hari.2,3 Diagnosis infeksi virus dengue, di samping gejala klinis, perlu ditunjang hasil uji darah di laboratorium. Gambaran khas hasil laboratorium DBD adalah terjadi peningkatan hematokrit (meningkat 20%, atau nilai hematokrit lebih 3,5 kali nilai Hb) disertai penurunan trombosit kurang dari 100.000/μL. Perubahan ini sering terjadi pada hari ke-3 hingga ke-5 panas. Pemeriksaan penunjang lain yang sering dilakukan adalah uji untuk mengenali antibodi spesifik virus dengue baik imunoglobulin M (IgM) anti dengue untuk infeksi dengue primer maupun imunoglobulin G (IgG) untuk diagnosis infeksi dengue sekunder. Pemeriksaan serologis antibodi IgM anti dengue ataupun IgG anti dengue akan mempertajam diagnosis DBD.
Saat Infeksi Primer, IgM anti dengue muncul 3-5 hari timbulnya demam, meningkat tajam 1-3 minggu, bertahan 30-90 hari, beberapa kasus yang ada masih dapat dideteksi hingga delapan bulan. Sedang IgG anti dengue muncul 2 minggu setelah infeksi. Titer IgG meningkat cepat, lalu menurun secara lambat dalam waktu yang lama dan biasanya bertahan seumur hidup.
Sedang saat infeksi sekunder, IgG anti dengue hari kedua sudah meningkat tajam, kemudian diikuti dengan munculnya IgM anti dengue. Sedang untuk IgM anti dengue dapat tidak terdeteksi pada waktu lima hari sejak infeksi timbul, bahkan pada beberapa kasus tidak menunujukkan suatu respon sampai hari ke 20.
Seperti yang telah disampaikan diatas sebelumnya, dimana nila terjadi bila terjadi infeksi dengue primer maka antibody yang awal keluar ialah IgM dan IgG keluar awal untuk infeksi dengue sekunder. Dilihat berdasarkan skenario, maka anak tersebut terkena infeksi dengue sekunder, dimana berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk antibodi spesifik dengue, didapat hasil IgM- dan IgG+ yang merujuk pada infeksi dengue sekunder.
No comments:
Post a Comment