Monday, April 13, 2020

Kaum Ezilenler


Kaum Ezilenler 




Sarah Honoria
Ratu Vampire terakhir setelah ayahnya meninggal di medan perang Final.
Kingdom Of Vampire. Terletak di dunia tengah, dekat dengan laut hitam. Dengan pusat pemerintahan di kastil Black Sapphire,  mengapung di atas laut hitam. Daerah tersebut terisolasi dari dunia luar oleh King Of Dravenna Elf, dan gubernur  timur Thrones, dan King of Jericho di masa lalu.
Terlahir pada masa – masa perang, Sarah memiliki dendam pada manusia dan elf. Bertahun – tahun sejak masa kecilnya, ia melihat ribuan kaumnya terbunuh, dan dibantai oleh para elf dan manusia.
Konflik antara vampire dan manusia telah berlangsung ribuan tahun, semenjak hari – hari awal lahirnya Vampire Mula – mula. Para Vampire dianggap Kutukan bagi ras manusia. “Disgrace of Humanity”. Karena asal mereka yang adalah separuh iblis. Yang oleh peyembahan berhala di masa Persia kuno. Para kelompok ini melakukan penyembahan terhadap malaikat jatuh yang mengakui dirinya sebagai Tuhan. Sebagai tumbalnya, para iblis ini menuntut darah manusia. Untuk itu saat bulan penuh, maka dipersembahkanlah tumbal manusia itu. Pada hari – hari kemudian, para iblis ini mulai tertarik pada anak – anak manusia, yang cantik rupanya, dan elok parasnya. Dan kemudian menghamili mereka. Begitu juga sebaliknya.
Anak – anak yang terlahir dari hubungan ini adalah nenek moyang para vampire. Anak – anak tersebut memiliki kelainan fisik, mereka seperti orang mati, jantung mereka berdenyut sangat lemah seperti orang yang mati, menyebabkan suplai darah kaya oksigen tidak terhantarkan dengan baik, hingga menyebabkan kulit mereka pucat. Banyak dari mereka yang mati pada masa bayi karena tidak mampu mendapatkan suplai darah bagi tubuhnya.
Pada akhirnya, ibu atau ayah dari mereka memberikan mereka minum darah segar mengandung oksigen. Yang membuat mereka mampu melanjutkan kelangsungan hidupnya, hingga masa dewasanya. Ketergantungan akan darah ini membuat mereka pada akhirnya membunuh para pendahulu mereka,yang adalah manusia penyembah berhala. Inilah yang menjadi awal kemunduran kaum penyembah berhala ini.
Takut akan terjadinya kemusnahan  kaumnya, para manusia penyembah berhala ini melepaskan para anak – anak ini ke dunia luar. Dan mereka berburu darah manusia di luar sana. Hingga akhirnya kasus – kasus pembunuhan misterius ini telah sampai pada sang Maha Raja Persia kuno “ Nezar dari Archmenia”, Ia  kemudian memerintahkan perang terhadap penyembahan berhala. Pasukannya kemudian membumihanguskan tempat kaum tersebut, dan memusnhakan orang – orangnya dari muka bumi.
Para vampire ini kemudian diburu hingga mereka melarikan diri ke berbagai tempat di pedalaman hutan jauh yang tidak pernah terjamah oleh manusia, di balik pegunungan tinggi yang tidak pernah mendapatkan sinar matahari, yang dapat menyebabkan keringat yang membuat mereka dapat dehidrasi cepat dan mati. Kecepatan dehidrasi vampire berkali – kali lebih dari manusia yang menyebabkan mereka bisa mati oleh cahaya matahari, juga kulit mereka tidak mengandung melanin seperti manusia, yang mampu melindungi dari sinar matahari. Disana mereka terus bertahan dengan darah hewan dan membentuk suku – suku awal para Vampire. Para keturunan mereka menumbuhkan taring yang membantu mereka dalam menerkam mangsanya dan menghisap darah. Mereka memiliki nama latin Homo Dahrians.
Beberapa generasi setelahnya, keturunan mereka bertambah banyak, suku – suku tersebut mulai mendirikan sistem kependudukan yang lebih kompleks, beberapa dari mereka kemudian berbaur dalam dunia manusia dan elf, dan kembali untuk kemajuan teknologi dan kebutuhan dasar hidup lainnya. Hingga pada akhirnya terbentuk kerajaan.
Kemudian para Vampire itu kembali merasakan darah manusia, menyebabkan timbulnya kembali konflik dengan bangsa manusia. Dengan jumlah mereka yang berlipat ganda dari 1000 tahun sebelumnya, dan umur yang jauh lebih panjang dari pada manusia, mereka mampu bertahan dari perang – perang melawan manusia, bahkan mengalahkan kerajaan minor pada tepi laut hitam.
Pada masa berikutnya, pada masa kekaisaran Gran Kuno, yang bangkit dan memulai penaklukan terhadap archmenian, pada jalannya, mereka menjarah juga kawasan para Vampire. Bersama – sama dengan blood elf, Kerajaan Vampire semakin tersudut.
Berikutnya, saat terjadi perang antara Ravenna Elf dan Dravenna, serta pembalasan dendam Grevenna, Para Vampire ini bersekutu dengan Ravenna. Hal inilah yang menjadi awal konflik antara Dravenna dan Vampire.
Pada saat kejatuhan Kekaisaran Gran, Kingdom of vampire menguasai sebagian wilayah kekaisaran Gran di bagian barat laut mati. Serta mereka meneror bekas kota – kota Gran Empire yang telah dibumihanguskan oleh kaum mereka sendiri. Sedangkan Dravenna Elven sekutu lama Gran Empire terus terjerat dengan konflik sengketa wilayah dengan para Vampire.
Perang terus berlanjut dengan Dravenna Elven, hingga suatu saat munculah seorang pemuda yang gagah, dan ambisius, seorang penganut paham demokrasi liberal, ia tidak setuju terhadap rasisme, penindasan, dan perbudakan, dan berdiri di atas keadilan dan kesetaraan, Ia mengalahkan para Dravenna Elf bagi para vampire. Ia memberikan harapan bagi mereka.
Apa yang dilakukan olehnya inilah yang menjadikan mereka pengikut setianya, dan tetap memegang visi dan misi dari Van Ruund beratus – ratus tahun setelah kematian anak manusia itu. Sebagai simbol loyalitas, setiap Vampire yang terlahir akan dinamai dengan nama belakang Van Ruund.
Kerajaan Vampire ini sendiri merupakan gabungan dari persatuan 13 suku yang tersebar di pegunungan Georgia, di tepi timur laut mati dalam hutan yang sangat lebat, dan sebagai habitat yang sangat pas bagi mereka untuk berlindung dari cahaya , matahari. Kebanyakan dari mereka hidup dalam gua – gua atau desa yang dibangun dibawah tanah, namun ada juga suku – suku yang tinggal dibawah pohon – pohon raksasa di bawah bukit – bukit batu. Kerajaan ini lebih dikenal dengan “Kingdom Of Darah”
Sedangkan Kastil Black Sapphire berada di lembah Erdian dunia tengah, di pesisir laut mati, dan berdiri di atas sungai yang dihubungkan ke daratan utama melalui sebuah jembatan. Lembah inilah yang berperan sebagai pintu gerbang masuk ke “Realms of Vampire”. Dan para raja Vampire akan tinggal di Kastil Black Sapphire sebagai pelindung para Vampire. Dan jika perlu maka sang Raja akan meminta bantuan para kepala suku untuk mempertahankan Black Sapphire dari invasi luar. Kastil ini sendiri merupakan pintu masuk ke sebuah kota bawah tanah yang dapat menampung hingga 15.000 orang. Dengan luas area 24km2, kedalaman 40 meter, dan terdiri dari 13 tingkat. Dan pintu keluar terdapat di hutan “Gelap” kaki gunung “Evania” di seberang sungai Vindar. Terdapat juga pintu – pintu tersembunyi lainnya yang tersebar di lembah Erdian.
Raja Vampire akan dipilih oleh para tetua, dari ke – 13 suku ini. Dan mereka juga berhak mendeklarasikan untuk menghentikan kekuasaan seorang Raja. Maka biasanya untuk mencapai kekuasaan, mereka akan berusaha mendapat dukungan dari berbagai suku – suku. Dari segi finansial, masing – masing dari 13 suku memegang sekitar 7% kekayaaan nasional, sedangkan Black Sapphire sendiri memegang 9% kekayaan nasional. Dari segi militer, Black Sapphire memegang 30% pasukan dan kekuatan militer, sedang 70% sisanya terbagi atas 13 suku. Pemilihan kepala suku sendiri, berdasarkan tradisi masing – masing suku. Namun upacara penobatan akan dilangsungkan oleh sang Raja Vampire dan disahkan secara nasional di lembaga Black Sapphire.
Black Sapphire sendiri didirikan oleh klan Errial yang telah kembali dari dunia manusia, yang telah mempelajari teknologi dan arsitektur mereka, dengan tujuan membangun pertahanan bagi “Realms Of Vampire” di dunia tengah. Dan juga berperan sebagai pintu gerbang, dan titik pertemuan ke 13 suku. Raja Pertama Vampire sendiri adalah Erdian. Salah satu keturunannya yang terkenal adalah Elidan Van Ruund yang pernah melindungi Kerajaan Darah dari kehancuran. Ia berhasil melakukan perjanjian damai dengan bangsa Thrones pada masa pemerintahan Kaisar Edward, dengan membayar upeti berupa 10.000 kg emas/tahun. 5 tahun kemudian, ia dibunuh oleh putranya sendiri Rudan Van Ruund. Sebagian suku – suku merasa kesulitan dengan kebijakan ini dan memutuskan memberontak. King Rudan meninggal setelah memerintah selama 63 tahun. Ia meninggal dalam pertarungan melawan jendral Persia Darius Lankrani. Ia mewariskan tahtanya kepada putra keduannya Luwie Van Ruund. Namun Luwie bersama kakaknya Adrian Van Ruund, dan adiknya Ian Van Ruund dibunuh oleh adik bungsu mereka Herod Van Ruund dalam perang saudara pada permainan tahta. King Herod inilah yang menjadi salah satu pimpinan perang di “The Great Final War”. Yang kemudian ia dibunuh oleh The Black Prince pada pertempuran italia.
King Herod memiliki beberapa selir dan budak. Dari para selirnya, ia memiliki 12 anak laki – laki. Dan dari salah seorang istrinya “Tracey Van Ruund Putri Encaloc” lahirlah seorang putri yang dinamainya Sarah Van Ruund. Putri ini sangat dikasihinya. Ia terlahir pada hari jumat, hari terakhir Virgo, saat bulan sabit raksasa muncul dari balik pegunungan Sindarin di selatan lembah Erdian. Kelahirannya telah tertuliskan dalam ramalan kuno  “Saat cahaya bulan sabit raksasa menyinari dari puncak gunung Sindarin, akan terlahir seorang anak bermata biru terang, ia adalah perwujudan dari pohon dunia yang akan mengubah takdir bangsa – bangsa”. Sarah terlahir dengan rambut berwarna hijau safir kebiruan. Seperti yang tertulis dalam kitab – kitab lama, warna rambutnya ini sama dengan warna rambut pendahulunya King Erdian.
Kelahiran anak ke – 13 ini membuat  King Herod sangat senang. Ia sangat mengasihi putri satu – satunya ini. Ia sangat memanjakannya, dan memberikannya segalanya yang Sarah inginkan. King Herod yang kejam dan sadis itu bahkan mengajari Sarah untuk bermain piano. King Herod sendiri adalah penggemar komposer musik klasik hebat dari Germany Cassiopeia Empire. Ia juga pernah membawa Sarah ke sebuah Taman di utara gunung Vindar yang menghadap ke arah laut mati. Sarah Menyebutnya “The Garden”. Taman itu kemudian dikenal dengan nama Safira. Tempat inilah yang di kemudian hari menjadi tempat kesayangan Sarah, saat ia sedih, bahagia, gelisah, sakit hati, kesepian. Tempat inilah juga yang akan mempertemukannya dengan cintanya Sasuke Honoria. Dan pada tempat inilah ditemani oleh Sasuke dan putra mereka Michael ia melihat dunia untuk terakhir kalinya.
Tidak lama setelah kelahiran Sarah, King Herod menjadi paranoid. Ia memerintahkan untuk pembunuhan terhadap 12 putra – putranya karena takut mereka akan mencelakai Sarah. Beberapa dari putranya ini bahkan masih balita berumur antara 2 sampai 7 tahun. Dan ia juga membunuh serta para ibu yang tidak bersedia anaknya di eksekusi. Dan juga para balita dibawah 2 tahun dari lawan dan bahkan kawan politiknya sendiri. Yang ia nilai dapat mengancam keselamatan Sarah dikemudian hari. Hal ini ia lakukan karena takut apa yang terjadi padanya dan kakak - kakaknya terjadi pada Sarah. King Herod ingin memastikan lancarnya Perjalanan Sarah mencapai Tahta “Kingdom Of Darah”. Namun 5 dari putra – putranya yang sudah dewasa lari dan bersembunyi di berbagai suku – suku. Dan pada akhirnya di kemudian hari Sarah akan berperang melawan kelima kakaknya. Mereka adalah Ruben Van Ruund putra tertua, Alaric Van Ruund putra kedua, Eldo Van Ruund putra ketiga, Simon Van Ruund putra keempat dan Isthar Van Ruund.
Setelah membunuh saudara – saudaranya dan diangkat menjadi Raja dari Kingdom of Darah, saat hari menuju fajar, dan King Herod akan segera terlelap dalam kamarnya, ia kemudian merasakan sesak, dan tak mampu bergerak, muncullah kabut tebal menyelimuti seluruh ruangan. Kemudian ia merasakan seperti nyawanya tercabut. Seketika, ruangan yang ia kenal, berubah, dan terlihat berantakan, dan hancur, seperti tanpa adanya tanda kehidupan di sana. Dinding retak, aura kegelapan, dan abu yang menyelimuti semuanya. Ia kemudian tersungkur di lantai. Dan terdengarlah suara derap langkah kuda yang sedang berlari mendekat ke arahnya. Dan sang pengendara bermantel hitam mengeluarkan suara teriakan menyeramkan yang terdengar seperti rintihan singa yang marah bercampur dengan suara melengking dari paus pembunuh dan kuda yang meringkik. Dan barulah ia tersadar, ia sedang berada di “dunia mimpi”. Dunia terkutuk, tempat para roh – roh dari pendosa terkeji yang pernah berjalan di muka bumi. Tempat bagi mereka yang tak terampuni. Tempat bagi mereka yang dihukum tidak bisa menyeberang ke “afterlife”, tempat di mana para roh – roh jahat ini mengembara hingga hari kiamat hingga jiwa mereka terkurung di antara kematian dan kehidupan. Hingga mereka memohon untuk dibinasakan. Tempat ini memiliki banyak nama, ada yang menyebutnya “Realm of Shadow”, ada yang menyebutnya “Cursed World”, mereka dari timur mengenalinya sebagai “Lembah Kematian” atau “The Wicked Dimension”, dan Mazmur menyebutnya “Lembah Kekelaman”. Dan banyak lagi ribuan nama dari berbagai bahasa yang berbeda.
Dan saat semakin mendekat, ketakutan semakin menyelimuti dirinya, nafasnya semakin sesak, dan dentuman jantungnya semakin kencang. Dan sang pengendara itu pun berhenti di hadapannya dan  dengan sihirnya ia mengangkat tangannya, disaat yang bersamaan, tubuh King Herod pun terbangun. Kemudian sang pengendara tersebut menghunuskan pedangnya dan menusuk dada kiri King Herod tepat di jantungnya. “Son of Erdian, I have put a curse in you. That is the covenant your ancestor have made with Our Master Van Ruund himself”, “now it’s the time for your people to fulfill it!”, “We shall raise our sword to fight for our Freedom he had dreamed for us!”, diucapkannya dalam bahasa Orion Kuno. Kemudian derap langkah kuda itu kembali terdengar, dan sang pengendara tersebut menghilang kembali ke kegelapan.
Setelah itu maka perlahan – lahan ia kembali ke kesadaran, kegelapan itu pun berlalu, ruangan tempatnya berada kembali normal. King Herod perlahan – lahan mencoba bernapas kembali. Namun ketakutan itu tidak meninggalkannya. Penglihatan itu terus menghantuinya. Ia kemudian bangun dan beranjak ke tempat tidurnya.
Pada hari berikutnya ia kemudian menceritakan yang dialaminya kepada para tetua di istana. Dan kemudian mereka menyuruhnya untuk menemui Encaloc kepala suku dari “Myrridian” di hutan Myrrdad, yang adalah ayah mertuanya sendiri. “Putraku, Dia ‘Sang Anak Manusia’ telah datang!”.
Dahulu ketika bangsa Darah sedang berada dalam masa terkelamnya, saat bangsa ini sedang dalam penindasan. Saat bangsa ini dalam masa – masa perang dan mengalami kekalahan tiada berhenti. di utara, musuh kita adalah para elf dari Dravenna, di selatan kekaisaran Persia Savaniyah. Datang seorang manusia yang gagah dan sangat kuat, bersama – sama dengan pasukannya ia mengalahkan Kerajaan Dravenna, dan memukul mundur mereka kembali ke seberang laut caspia. Dan mengalahkan pasukan Kekaisaran Savaniyah “Shah Mardavij”. Kekalahan Shah Madravij membuka jalan Persekutuan bagi Kerajaan Darah dan Kerajaan Jericho. Ia lalu membentuk sistem demokrasi yang kemudian diasimilasikan dengan kebudayaan para vampire, dan membuat ke 13 suku bergabung didalam “Kingdom Of Darah”. Dialah sang  “Van Ruund”. Seorang ksatria legendaris dari Orion, murid dari Nathanael yang Agung, Putra dari Rufus dan Athena, saudara dari Alexander The Great, dan Pendiri dari Kekaisaran Thrones Agung.
Dan kemudian King Eufrat cucu King Erdian mengangkat perjanjian darah “Mulai hari ini aku atas nama Kerajaan Darah, dan seluruh bangsa Dahrians dan seluruh keturunanku akan bersumpah setia untuk melayani ‘Van Ruund’ dalam kehidupan dan kematian, hingga akhir dari semesta menunjukan kehancurannya, dan namaMu akan diabadikan dalam nama setiap kami, kami akan memikul namaMu sebagai tanda Kehormatan!!!”. Demikian tutur Encaloc pada menantunya. Sekembalinya dari suku Myrridian, King Herod mencari dan membaca literatur kuno peninggalan King Eufrat.
Di masa lalu, Setelah mengangkat sumpahnya, King Eufrat dan Kingdom of Darah menjadi bagian dari Para pengikut Van Ruund. Mereka di kenal dengan “Ezilenler” yang artinya “Yang tertindas”.  Diantara mereka adalah para Raja manusia, dan sebagian dari Kekaisaran Thrones, Kingdom Of Jericho, para Dahrians dari Kingdom of Darah, para elf dari Dravenna, dan Grevanna, serta sebagian kaum petinggi dari Ravenna Elven, dan beberapa kaum lainnya. Bersama – sama mereka berperang untuk Van Ruund dalam melawan Alexander The Great. Disanalah King Eufrat gugur dalam pertempuran. Setelah  dikalahkan oleh Alexander The Great Sendiri,  “It’s an honor to meet you my Lord Alexander The Great!!, I think we share the same dream!! unfortunately we took a different path!! but then,  we are merely a mortal, what can we do to change what has been?? I hope in the future, we all will live happily in eternal peace where tears, and pain is no more!! there will be no more war, I hope our sons, and daughter will live where races, religion, skin color, origin, is no longer relevant!! I hope we get the freedom we all dreamt for!! Now forgive me, my lord if you please, can you release me from my pain?? Demikian permohonan King Eufrat pada Alexander The Great.

Maka Alexander lalu melepaskan pedangnya dan berlutut dihadapan tubuh King Eufrat yang sudah terbaring di tanah. “My brother, if only we didn’t meet on the battlefield, I will be surely glad to invite you out and drink until my wife is mad and looking for me, we’ll surely make a great friend. May peace be with you brother, may we got the freedom we dreamt for!”, jawab Alexander kepadanya, dan ia lalu meletakan tanganya pada dahi King Eufrat, dan meyentuhnya dengan kedua jarinya, seketika itu munculah cahaya terang yang terlihat hingga ke ujung medan perang. Maka hilanglah segala penderitaan, segala rasa sakit yang dirasakan King Eufrat  Van Ruund. “Thank You Brother'' itulah kata terakhir dari sang Raja Darah. Maka tersungkurlah para Dahrians. Dan Van Ruund, kemudian berlutut sebagai tanda penghormatan, dan diikuti oleh seluruh pasukannya. Kemudian diikuti oleh seluruh pasukan Alexander. Pertempuran kemudian ditunda hingga pemakamannya berakhir.

Alaric Van Ruund kemudian menggantikan ayahnya sebagai ‘King Of Darah”.


The Rise Of Thrones : How it all began

   The Rise Of Thrones


           

              Kekaisaran Thrones didirikan oleh Alexander Pada abad akhir abad pertengahan. 400 tahun sebelum masa Kaisar Ryan.  Pada masa dimana Penggunaan Plate armor hampir berakhir, Kekaisaran Ini didirikan pada Masa Kemunduran dari Republic State Of Orion. Bertahun - tahun sebelum Kelahiran Alexander, kakeknya Arrius adalah pemimpin tertinggi Konsulat dari Orion. Ia Memimpin 20.000 pasukan Dari  antaranya ia membawa sekitar 3500 The Rims Yang menakutkan itu. Ia Bekerja Sama dengan Raja Alfonsus VI untuk memenangkan perang sipil dan menaklukan ibukota Dari Orion, Rion.  Republik Orion sangat ketat dengan masalah militer. Mereka dilarang untuk memasuki kota Rion. Ini adalah hukum yang telah berlaku selama hampir 500 tahun. Pada penaklukan ini ia berhasil Menggulingkan Kekuasaan senat. Ia Kemudian Menjadikan dirinya Penguasa Tunggal. Ia lalu membunuh Seluruh garis keturunan dari para senator di orion. Dan membunuh 7 Jendral Tertinggi Orion. Ia Menggantikan Mereka dengan tujuh Jenderal pilihannya sendiri. Pada Masa ini kemudian Untuk pertama Kalinya Perang saudara dalam Republik Orion telah berakhir.
            Setelah 13 tahun memimpin, Arrius akhirnya wafat. Tanpa pernah mengumumkan siapa penerusnya. Sang Penguasa memiliki 7 putra dan 12 putri. Kemudian Pecahlah kembali Perang Saudara. Putra ketiga, Rufus kemudian mengalahkan putra ke 5 dan ke 6 dalam pertempuran di pegunungan utara. Sementara Sang Putra pertama membunuh putra ke 7 yang masih remaja. Putra Kedua dan putra pertama kemudian bekerja sama membunuh putra ke empat. Kemudian Putra Ketiga mengadu domba Putra pertama dan Kedua. Putra pertama kemudian berhasil membunuh Putra kedua setelah pertarungan yang panjang. Namun Putra pertama terluka parah dan beberapa hari setelah ia naik tahta ia kemudian meninggal. Rufus kemudian memerintahkan eksekusi terhadap semua keluarga, istri dan anak – anak dari seluruh saudara – saudaranya. Ia Juga membunuh 9 dari 12 saudara perempuannya serta putra – putra dan suami mereka. Menghentikan perang saudara yang telah berlangsung selama 6 tahun.
            Rufus kemudian menikahi Seorang Pendeta bernama Athena di sebuah kota kecil yang di kemudian hari dikenal dengan Alexanopel. Dari pernikahan ini, Lahirlah Alexander. Dilahirkan dan Dibesarkan oleh seorang Pendeta, dan tumbuh di lingkungan gereja, Alexander menganut ideologi yang berbeda dari ayah, kakek serta kakak dan saudaranya. Alexander muda kemudian dikirim ibunya ke Pendeta Tinggi Nathaniel Yaphet untuk menempuh pendidikan. Di Tempat inilah ia bertemu dengan Van Ruund. Yang dikemudian hari bersama – sama Mendirikan Kekaisaran Thrones. Van Ruund adalah seorang yatim piatu, Keluarganya berasal dari bangsawan Centurion, yang telah dikalahkan dan dihancurkan oleh bangsa Orion Pada masa pemerintahan Rufus. Karena persahabatan dengan Alexander, Athena mengangkatnya menjadi anak, dan menjadikannya saudara dari Alexander.
            Tidak ingin mengulangi kesalahan yang dilakukan ayahnya, Rufus memutuskan untuk menguji para putranya, siapa yang pantas mewarisi tahtanya. Rufus memiliki 5 putra, dan Alexander adalah yang terakhir. Rufus mengirim mereka ke arena gladiator, disana, putra kedua meninggal. Berikutnya, Ia mengirim mereka ke medan perang, Putra keempat gugur di timur tengah. Kemudian, Putra yang tersisa diangkat menjadi senator agung, ia menempatkan mereka pada fraksi yang berlawanan. Intrik politik ini berakhir ditandai dengan Dieksekusinya Putra pertama. Menyisakan putra ketiga dan Alexander Yang masih muda. Saat itu Alexander masih berusia 10 tahun, Dan ia disembunyikan oleh Athena ibunya, sehingga ia tidak perlu melalui persaingan maut antar saudaranya. Lelah dengan pertikaian dan perang saudara yang telah berlangsung selama lebih dari 3 generasi, Alexander muda yang saat itu masih berusia 13 tahun pergi ke ibukota dan menemui ayahnya, Ia memutuskan bergabung dalam militer.
            Rufus Kemudian Menyetujuinya. Bersama dengan Van Ruund ia dikirim di ujian dalam arena Gladiator. Terkesan dengan kemampuannya, Rufus mengirim mereka berdua Menjadi perwira di medan perang. Pada Usia 14 tahun, mereka berdua berhasil membasmi pemberontakan di jerman, dan Inggris. Berikutnya Mereka dikirim untuk mengalahkan kelompok teroris di afrika utara. Dan Berikutnya ia Memberantas korupsi di Mesir. Rufus kemudian mengangkat mereka menjadi Gubernur. Alexander menjadi penguasa mesir, sedangkan Van Ruund Afrika Utara. Melihat Pencapaian gemilang Putra Bungsunya Alexander, Rufus kemudian mulai memperhitungkan Alexander sebagai calon penerusnya. Ia juga mengangkat Van Ruund sebagai anaknya. Sekali Lagi Persaingan Tahta akan segera dimulai.
            Pada usia Alexander dan Van Ruund ke 18, Rufus memutuskan untuk menikahkan kedua putra mudanya, Ia mengambil wanita Yunani, Rosie Andromeda, putri dari Raja Kota Andromeda di Yunani. Yang adalah Negara bagian Orion. Alexander kemudian dinikahkan dengan Putri Rosie. Sedangkan Van Ruund dinikahkan dengan Putri Eva Nymphia, Salah satu Nimfa dari Kerajaan Krates, Negara Bagian Orion yang juga terletak di Yunani.
            Usia Rufus kini telah menginjak 63 tahun. Menyadari waktunya tidak lama lagi, ia kembali mengumandangkan perang antara Alexander, dan Putra Ketiganya, Aurelian. Pertempuran ini berlangsung hingga 6 bulan lamanya. Di hadapan Kota suci kelahiran Alexander. Aurelian dengan 100.000 pasukannya. Terdiri atas 20.000 kavaleri, dengan 6000 kavaleri berat paladin, 70.000 infantri, 30.000 mercenary. Dan 10.000 ranged warrior, 7000 archer, dan 3000 Elite  throwing axe yang menakutkan itu, serta 300 kapal perang. Sedangkan Alexander dengan 50.000 pasukan, 10.000 kavaleri, 5000 diantaranya kavaleri berat. 30.000 infantri, dan 4000 archer, dan sisanya pasukan mesir. Dan 200 kapal perang. Demi mewujudkan impian mereka berdua, Van Ruund ikut serta dalam pertempuran ini. Bersama 30.000 pasukannya, 20.000 infantry berat Orion, dan 10.000 kavaleri ringan kaum perompak Afrika dengan 150 kapal perang.
            Perang berlangsung lama, dengan sekitar 18  pertempuran dimenangkan  Aurelian, dan 15 pertempuran Oleh Alexander. Sedangkan Pertempuran laut didominasi Oleh Alexander, namun sulit untuk melumpuhkan Angkatan laut Aurelian yang diperkuat dengan Greek Fire. Pada pertengahan desember, saat musim dingin berlangsung, salju turun. Saat dimana eropa mengalami kesulitan dalam panen, serta sumber daya lainnya. Hal ini yang akhirnya mengubah scenario perang, gelombang pertempuran di teater italia. Saat pertempuran laut didominasi oleh Alexander, Bantuan Logistik dari Mesir dan Afrika utara untuk Pasukan Alexander tetap lancar. Wilayah Khatulistiwa, yang hanya mengalami dua musim, hujan dan kemarau, memungkinkan pertanian dan panen, dapat tetap berlangsung sepanjang tahun. Sedangkan Aurelian Kesulitan dalam masalah logistic. Setelah mengalami kemunduran dalam perang. Aurelian akhirnya berhadapan langsung dalam pertarungan dengan Alexander. Pertarungan yang berlangsung hampir dua hari ini dimenangkan oleh Alexander, Namun Alexander sekarat, dan tidak dapat bergerak sama sekali. Van Ruund Kemudian Membunuh Aurelian yang sudah tidak berdaya terkapar di tanah.
            Perang berakhir menyisakan Alexander sebagai pewaris tunggal. Namun perang saudara ini menyisakan krisis bagi Orion. Orion kehilangan lebih dari 70% personel militernya. Dan alutsista angkatan laut. Akhirnya terjadi beberapa pemberontakan di berbagai wilayah kekaisaran Orion. Sedangkan di perbatasan Utara, Kekaisaran Cassiopeia mulai menyerang perbatasan. Dan di timur, konfrontasi terhadap Kerajaan Yerikho kembali tegang.
            Orion Pun kehilangan beberapa wilayah di daerah perbatasan. Rufus yang sudah memasuki 65 tahun kemudian meninggal setelah berkuasa selama 27 tahun. Alexander kemudian diangkat sebagai consulat tertinggi Orion, oleh para senat. Bersama – sama dengan Van Ruund, Mereka berdua melaksanakan visi mereka, “Menciptakan dunia damai yang diatur oleh hukum yang adil dan masyarakat yang merdeka”. Langkah pertama yang mereka lakukan, yaitu menyusun perundang undangan yang baru bersama para senat, merevisi, dan merombak sistem legislatif, eksekutif dan yudikatif. Memberantas senat – senat yang korupsi, dan membasmi masalah kkn. Meskipun masalah kkn pada dasarnya tidak bisa dihindari. Untuk menghindari feudalism, dan seluruh kekuasaan hanya pada satu orang, Alexander mengangkat Van Ruund sebagai Co – Consulat,  mendirikan sistem Bivirat.
            Berikutnya, adalah merekrut sekutu. Dan memperkuat jalinan kerjasama, dan perdagangan bebas. Diadakanlah pertemuan di kota suci, pertemuan itu dihadiri oleh Consulat tertinggi Republic Orion, King Of Frankish, King Of Teutons, dan King Of Lincoln, dan beberapa city states, dan kerajaan - kerajaan kecil lainnya di wilayah  Balkan dan mediterania. Pertemuan aliansi Ini adalah awal dari berdirinya kekaisaran Thrones.
            Dari Pertemuan ini, ditegakan perjanjian atas kesepakatan berdasarkan asas – asas yang dirumuskan. 1. Freedom of People, 2. Free Trade, 3. Military Allies and Reinforcement, 4. Unity, 5. Law and Justice. Itulah Sila – sila sebagai landasan Ideologi dari Perserikatan ini. Para petinggi memberikan kehormatan bagi Van Ruund “The Federation Of Ten One”. Demikian Nama yang diusul oleh Van Ruund. Nama itu mewakili 10 Negara yang bergabung. Yang kemudian lebih dikenal Dengan “Thrones” Sebagai Singkatan.
            Sebagai Simbol berdirinya Thrones, Alexander, Van Ruund bersama para pimpinan federasi mendirikan Sebuah kota baru, yang dicanangkan sebagai pusat administratif, pusat logistik, dan monument simbol kesatuan. Setelah berbagi diskusi yang panjang, dan beberapa kandidat lokasi yang ditentukan, Kota itu akhirnya didirikan di atas jalur perdagangan kuno, Centurion dan Orion, disana juga tempat transaksi dari pertambangan emas. Lokasi itu terletak di teluk barat italia. Berbatasan dengan wilayah spanyol modern. Tepat di sebelah sungai crimson, di seberang sungai itu adalah gunung Versiuss, yang di kemudian hari akan dikenal dengan “Mount of The Kings”. Kota itu terlihat seperti dikelilingi oleh cincin air jika terlihat dari udara. Kota itu akhirnya berdiri setelah 3 tahun masa Konstruksi. Saat  itu Usia Alexander memasuki 25 tahun.
            Dengan disepakatinya perdagangan bebas, Usaha Alexander untuk menstabilkan Ekonomi Republic Orion Berhasil. Berikutnya Van Ruund meningkatkan pendanaan terhadap militer, dan merekrut anggota baru, serta mempersiapkan waktu melatih para pasukan untuk di tahun – tahun berikutnya merebut kembali wilayah Orion. Military campaign ini akan dibagi pada dua theater. “North Winter isolation Operation, dan Middle East Agricultural Security. Strategi yang mirip dengan saat perang melawan Aurelian dulu. Dengan mengamankan suplai dan logistic dari timur tengah yang kaya, dan mengisolasi Kekaisaran Cassiopeia dari dunia luar, sehingga meruntuhkan ekonomi Cassiopeia. Yang pada akhirnya akan membuat mereka mengalami kemunduran dalam masa – masa perang kali ini.
            Untuk tercapainya, kemenangan ini, dibutuhkan kekuatan militer yang besar, dan disiplin yang tinggi, dan mencegah pemberontakan dalam negeri. Dengan ini, Konferensi, kedua Thrones kembali diadakan. Pertemuan itu diadakan untuk pertama kalinya Di Kota Thrones, di puncak gunung Versiuss. Dari pertemuan inilah, maka dikemudian hari Gunung itu dikenal dengan “Mount of The Kings”.
            Dari pertemuan itu, diputuskan Alexander akan memimpin Operasi Utara, dan Van Ruund akan memimpin Operasi timur tengah. Teutons, Lincoln, dan Greek City States akan bersama – sama dengan Van Ruund di timur tengah, Frankish akan mendukung Alexander di Utara.
            Republic Orion dengan kekuatan 400.000 total anggota aktif militer. Akan dibagi dengan dua fraksi, Alexander dengan 80.000 pasukan di utara. Dan 200.000 pasukan dipimpin Van Ruund, yang akan menghadapi pasukan Singa Agung Dari Timur tengah. Sedangkan sisanya tersebar di seluruh penjuru Orion sebagai pertahanan. Dari berbagai kerajaan di Yunani dan city states, akan mengerahkan total 50.000 pasukan yang akan membantu Van Ruund, Lincoln empire, membagi kekuatan militer, dengan 30.000 akan mendukung Van Ruund di Gurun, dan 5.000 akan mendukung Alexander di utara. Kerajaan Frankish, dengan 20.000 pasukannya ke utara bersama dengan 1000 giant elite throwing axeman (para raksasa legendaris). Dan Terakhir Kingdom of Aquintellia Teutons mengerahkan 45.000, dan 4000 The Rims yang menakutkan itu. Pasukan yang sanggup meruntuhkan ribuan musuh hanya dengan mendengarkan nama mereka. Pasukan mistis legendaris, yang penuh dengan sejarah yang kelam.
            Kekaisaran Cassiopeia dengan kekuatan militer sekitar 300.000 pasukan. Kerajaan Yerikho sekitar 600.000 pasukan. Pertempuran ini adalah Perang terbesar pada masa itu, dengan korban hingga jutaan orang. Dengan banyak sekali warga sipil yang menjadi korban. Banyak kota – kota yang hancur. Perang ini kemudian lebih dikenal Dengan perang dunia pertama. Van Ruund terlebih dahulu meluncurkan operasi timur tengah. Ia membagi 3 fraksi pasukannya. Armada 1 lewat mesir, Armada 2 turun lewat Yunani, dan syria, Armada 3 akan mendukung dari laut Mediterania, dan akan berperan sebagai pasukan pendukung.  Sedangkan Alexander di Utara, Hanya akan Melakukan tactic “Skirmish and Run”, dengan Tujuan melemahkan kekuatan musuh, dan menunggu musim dingin, dan tetap menghindari perang terbuka, hingga Van Ruund berhasil merebut timur tengah.
            Setelah sekitar 10 bulan total, Seluruh garis pantai sepanjang turki, palestina hingga Mesir telah jatuh. Kemenangan wilayah ini, berhasil menambah pemasukan bagi Thrones. Pada Bulan Desember, Alexander Akhirnya memulai Perang terbuka. Dengan melemahnya Perekonomian dalam negeri, dan putusnya jalur ekonomi internasional, kurang dari 1 bulan Dinasti Sindar runtuh. Dan Wilayah Orion berhasil kembali direbut. Pada masa ini adalah masa puncak luasnya wilayah Orion.
            Dengan Keberhasilan pada masa perang kali ini, Federasi kembali mengadakan pertemuan di “Mount of The Kings”, Para Raja Yang hadir pada pertemuan itu menganugerahi Alexander sebagai “First Among Equal”. Memberikan padanya sebagai wajah Dari Thrones itu sendiri. Mulai Dari Hari itu, Alexander akan menetap di Kota Thrones.
            Pada masa itu adalah suatu hal yang tidak disadari oleh Alexander dan Van Ruund. “The World Doesn’t revolve around you”. Ada banyak hal belum dapat diselesaikan, dan masalah yang dapat dicegah. Hal yang tersulit bukanlah mewujudkan perdamaian, namun mempertahankannya.
            Tahun berlalu semenjak kemenangan pada perang dunia. Mengantarkan Thrones kepada kemajuan, dan kemakmuran. Namun Stabilitas itu didapatkan dari peperangan. Seiring besarnya Thrones, dibutuhkan terus penaklukan demi stabilitas Thrones. Dan Perdagangan budak tidak dapat ditiadakan. Perdagangan budak ini adalah bagian dari free trade, dan penunjang stabilitas ekonomi bagi persemakmuran Thrones.
            Kongres Para Raja kemudian kembali dilakukan, mengumandangkan kampanye militer untuk penaklukan wilayah bagi Persemakmuran Thrones. Alexander dan Van Ruund dihadapkan pada pilihan yang sulit. Namun atas nama cita – cita kebebasan, Alexander Menyetujui kampanye militer ini. Dengan pandangan bahwa Thrones adalah pejuang kemerdekaan. Dalam tahun – tahun keberhasilan kampanye, Alexander dianugerahi sebagai pimpinan tertinggi militer Thrones. Pada Akhirnya Alexander telah memegang Setiap posisi tertinggi dari Federasi Thrones. Ia adalah pemimpin tertinggi Legislatif, Pemegang kekuasaan tertinggi Eksekutif, dan ia adalah Hakim agung atas lembaga Yudikatif. Ini adalah awal berdirinya Thrones yang awalnya Federasi menjadi Kekaisaran. Dan Alexander sendiri di kemudian hari dikenal sebagai Kaisar Pertama.
            Pada akhirnya Berdirinya Thrones tidak sesuai dengan apa yang awalnya dicita – citakan. Politik tidak sesederhana itu. Perbedaan ideologi yang berlawanan. Van Ruund adalah seorang penganut paham demokrasi liberal. Ia tidak setuju dengan adanya pemimpin sentral yang absolut yang memegang kekuasaan tertinggi hanya pada satu pihak. Ia tidak senang dengan sikap Alexander yang dianggapnya tidak punya integritas dan pendirian karena terlalu mengikuti arus dalam kongres besar Thrones. Atas nama perdamaian antar anggota Thrones. Dan Ia sangat tidak setuju dengan sistem Imperialisme yang perlahan merasuki Thrones dan Alexander. Ia Memandang cita – cita Thrones telah berubah dari awalnya untuk perdamaian dunia, menjadi kepentingan golongan dan elit politik dan keuntungan sepihak Imperialisme.
            Perbedaan pandangan tanpa adanya saling pengertian menimbulkan perselisihan dan perpecahan. Perdebatan terus terjadi antara Alexander dan Thrones. Masing – masing dari mereka mengerti akan sudut pandang lawan pihak, namun tetap teguh pada idealism masing – masing. Dalam pandangan Alexander, pandangan Van Ruund benar, namun terlalu idealis, dan sangat sulit untuk diterapkan pada masanya, paling tidak membutuhkan proses panjang dan waktu yang lama. Pada akhirnya Alexander jatuh pada hal yang sama yang dialami oleh mereka yang berada di puncak. Kekuatiran akan runtuhnya stabilitas jika mengambil resiko.
            Pada berbagai kongres, Van Ruund Terus kalah suara. Desakan untuk pendirian Imperialisme semakin tinggi, meskipun tanpa disadari oleh pihak manapun. Kaum elit politik mulai memasukan agenda terselubung. Perselisihan tidak hanya terjadi diantara para petinggi, namun juga terjadi diantara para rakyat Thrones. Banyak aksi demonstrasi menolak adanya perbudakan, dan agresi militer.  Melihat kekacauan yang terjadi, Van Ruund yang merasa punya dukungan dari sebagian Rakyat. Ia Mulai bertindak ekstrim. Ia melakukan pembunuhan terhadap lawan politik, terutama para Raja dalam federasi yang bertentangan dengannya. Dan kemudian mengangkat raja Boneka, yang ia telah tanamkan kekuatan kultivasinya. Para Raja ini yang di kemudian hari menjadi The Wraith setelah kematiannya. Mereka terkutuk untuk tidak bisa menyebrang ke Afterlife. Dan menjadi pelayan Van Ruund selamanya. Terperangkap di dunia bayangan, di antara kematian dan kehidupan, tanpa pernah beristirahat.
            Langkah – langkah Van Ruund semakin memperkeruh perselisihan. Tindak anarkis dan kerusuhan di berbagai tempat tak terhindarkan. Rakyat menyerukan Kongres untuk menghentikan Van Ruund.  Dengan gagalnya jalur diplomatik bersama Van Ruund, Alexander akhirnya mengangkat senjata. Kemudian terjadilah perang saudara terbesar dalam sejarah. Van Ruund kali ini didukung oleh kekuatan yang tidak biasa. Selain dari para kawan politik dan jendral kepercayaannya, Ia dibantu oleh kelompok pemberontak dari Kerajaan Dravenna Elf, “Creature of The Night”, dan para ras tertindas. Jumlah mereka sekitar 200.000 pasukan. Dalam menghadapi Kekuatan Van Ruund, Alexander menghimpun kekuatan dari seluruh penjuru Thrones, mengumpulkan pasukan dari berbagai kerajaan di bawah Bendera Agung Thrones.  Perang ini berlangsung di tanah Rudra. Perbatasan Yunani dan Orion.
            Perang ini akan sangat sulit bagi Alexander dan Thrones, Pertempuran akan berlangsung siang dan malam. Tanpa istirahat dengan adanya creature of the night. Namun yang terberat adalah perang moral dan sudut pandang antara dua bersaudara yang saling menyayangi dan memiliki mimpi yang sama, namun harus berakhir dalam perang.
            Dalam beberapa hari pertama, Alexander sama sekali tidak mengangkat senjata, dan pasukan Thrones hanya melakukan formasi bertahan. Pada malam hari suasana menjadi lebih mencekam bagi pasukan Thrones, para makhluk malam haus darah meneror. Ribuan pasukan Thrones jatuh di medan perang. Para Vampire ini akhirnya berhasil dipukul mundur oleh The Rims. Pasukan Thrones telah kehilangan hampir separuh prajurit mudanya hanya dalam waktu 7 hari. Pada akhirnya Alexander didesak oleh para raja.
            Dengan berat hati Alexander turun ke medan perang. Dia menanggalkan jubah kebesaran Thrones, mengangkat senjata dan bertarung di antara para prajurit Thrones di garis depan. Ia menanggalkan seluruh jiwa, perasaan, dan kemanusiaannya, yang terlihat di medan perang adalah mesin pembunuh mengerikan yang tak seorang pun mampu menghentikannya. Itulah hal yang kamu dapatkan ketika membangkitkan amarah orang yang berhati lembut. Pembantaian yang terjadi, banjir darah yang mengalir seperti sungai setinggi betis orang dewasa, dataran rendah berubah menjadi lautan darah.
            Pada malam hari saat para raja dan pasukan dan bahkan musuh telah beristirahat, Alexander tetap harus menjalani hukumannya seperti yang telah tertulis, pada hari – hari yang akan datang, di hari yang sulit, saat kebajikan telah beranjak, Saat seorang anak manusia telah kehilangan dirinya, Pada hari gelap ia tidak akan terlelap, saat haus ia tidak bisa dipuaskan oleh apapun, dan saat lapar ia tidak akan bisa dikenyangkan. Demikian Alexander tegak berdiri dengan pedang ditancapkan ke tanah hingga datang sang fajar dengan pertempuran berikutnya, seumur hari – hari hidupnya.
            Dan dalam tujuh hari Alexander telah menjatuhkan 120.000 pasukan Van Ruund. Pada Hari itu tak ada tombak yang dapat menusuknya, tak ada pedang yang tertancap pada tubuhnya, tak ada anak panah yang melesat padanya. Ribuan raksasa telah ditumbangkannya. Ratusan Vampire telah dibunuhnya, Ribuan Elf yang telah mati, dan ratusan ribu nyawa manusia yang telah jatuh tanpa pernah mengerti apa yang diperjuangkan. 
            Timbul kegusaran dalam hati Van Ruund, melihat gugurnya pasukannya, ia merasa gagal dalam memikul harapan mereka. Dia tahu dalam hatinya ia tidak pernah bisa menghadapi Alexander, orang yang telah memberikannya hidup, memberikannya Ibu, menjadikannya saudara, apa yang selalu ia impikan, memberikannya nama. Tanpa adanya harapan kemenangan, Van Ruund tidak gentar dan mundur.             
            Pada malam itu, pada hari raya korban, Van Ruund datang membawa minuman,  ke tengah medan peperangan, saat dunia terlelap, Alexander yang masih berdiri tegak dalam hukumannya, malam itu untuk pertama kalinya senyum terukir di wajah keduannya. Seluruh kebesaran telah ditanggalkan, tidak ada raja, tidak ada pahlawan, tidak ada ksatria, tidak ada gelar, tidak ada status, tidak ada kekuasaan, keangkuhan, tidak ada panglima perang, tidak ada prajurit. Yang tertinggal hanyalah dua saudara yang saling mengasihi, yang telah lama tidak bertemu, melepaskan kerinduan, mengenang masa – masa muda mereka. Untuk pertama kalinya Alexander minum setelah sekian lama. Malam itu mereka kembali ke tempat sederhana darimana mereka berasal, tertawa dalam kekonyolan mereka. Hingga fajar tiba, Van Ruund kembali ke timur. 
            Hari Berganti, saat fajar menyingsing, Seluruh pasukan ditarik mundur dari medan pertempuran. Kemah telah dimundurkan menjauh dari medan perang. Berlindung di balik gunung – gunung. Van Ruund dengan jubah kebesaran Thrones, dan zirah Thrones, telah siap ke medan pertarungan yang akan menentukan nasib bangsa – bangsa. Pertarungan Hidup dan mati. Ini adalah pertarungan antara dua manusia yang telah mencapai skala yang baru.
            Berawal dari pertarungan fisik, dan bela diri, perdebatan dan pertarungan ideologi terus berlangsung, setitik harapan masih ada dalam hati Alexander untuk Van Ruund kembali ke jalan yang benar. Dan bagi Van Ruund, persetujuan Alexander adalah buah manis yang mungkin bisa didapatkan disini, demi mencapai cita – cita Thrones yang sesungguhnya. Esensi dari berdirinya Thrones.
            Terdengarlah bunyi ledakan besar dari balik pegunungan, dan cahaya kilatan serta gemuruh terdengar ribuan kilometer jauhnya. Para prajurit rebah di kemah – kemah mereka karena gempa besar yang terjadi di dekat area pertarungan. Seketika seantero areal hutan berubah menjadi padang gersang yang hangus terbakar. Munculah monster legendaris Rukhaime, yang besarnya melebihi gunung. Makhluk berkepala seperti paus, dengan sayap elang di sebelah kanan, dan sayap kelelawar di sebelah kiri, dan bertubuh seekor singa dengan ekor kuda. Mengamuklah makhluk ini, auman-nya menghancurkan bukit – bukit batu di tanah rudra. Kepulan asap hitam padat menyelimuti. Dengan Kemunculan makhluk ini maka sia – sialah segala usaha untuk menghentikan pertarungan, untuk saling merangkul demi sebuah keputusan. Ketika perseteruan ideologi yang tidak mungkin dihentikan, dalam jalan persatuan, Dalam hatinya Alexander tahu bahwa tidak ada jalan lagi untuk menghentikan Van Ruund, dan membawanya kembali. Maka muncullah patung raksasa, tingkap langit terbuka, penghakiman telah dimulai. Itu adalah yang terkuat yang dimiliki Alexander, Seketika, Ledakan yang ribuan kali lebih besar dari ledakan – ledakan sebelumnya. Hilanglah seluruh wilayah Rudra tenggelam menjadi lautan. Kepulan asap tebal menyelimuti seluruh dunia, cahaya matahari tidak mampu menembusnya, dunia kembali ke zaman es selama setahun penuh, gempa bumi terasa di seluruh dunia, gemuruh dahsyat itu terdengar di seluruh pelosok. Gelombang Tsunami bergejolak, gunung – gunung hancur. Tidak pernah lagi pertarungan dahsyat yang hampir menghancurkan seluruh dunia itu terjadi. Pertarungan berakhir dengan Pedang tertancap pada jantung Van Ruund, dan Hujan deras Air mata Kesedihan Athena atas kedua putranya yang saling membunuh.
            Perang berakhir dengan kemenangan Alexander atas kematian Van Ruund. Eva Nymphia hanya meratapi kematian suaminya dalam pangkuannya. Alexander memberikannya kehormatan sebagai salah satu pendiri Thrones, “Thrones Knight”, dan gelar pahlawan. Pada akhirnya apa yang dicita – citakan Van Ruund adalah atas nama kemerdekaan, dan saling pengertian dalam kemanusiaan. Demikian setelah kematian Van Ruund, Alexander menyerukan perdamaian dunia secara total. Dihentikannya ekspansi Thrones, perdagangan budak, dan mencetuskan cikal – bakal demokrasi. Jika ada yang berani menyerukan perang, maka Alexander sendirilah yang akan mengangkat senjata untuk menghentikannya, dan baginya tidak ada pengampunan bagi mereka yang dengan sengaja mengobarkan perang dan penderitaan bagi dunia.
            Para Raja Tunduk di bawah Alexander. “The People of Thrones” menunjuknya sebagai “The Sole Ruler”, “The Peacekeeper”, “The Judge”, dan ribuan gelar lainnya, namun dunia mengenalnya sebagai “Alexander The Great”. Pada Hari itulah Alexander digelar sebagai Kaisar Pertama dari Kekaisaran Thrones. Demikian Kisah Sang Alexander The Great. Kemudian ia akan memerintah Thrones 50 tahun lamanya, dan pada tahun – tahun akhir hidupnya, Alexander Menanggalkan Seluruh kebesarannya, dan keagungannya, mewariskan Tahta Thrones, dan pergi dalam pencarian atas kebenaran, namun tidak pernah kembali, dan menghilang menjadi legenda. Tidak pernah ada yang tahu apa yang terjadi padanya setelah itu, Bahkan mayatnya tidak pernah ditemukan, makamnya tidak ada. Bahkan tidak ada yang bisa memastikan apakah dia telah wafat atau mungkin saja masih hidup hingga sekarang. Tahun – tahun setelahnya, Kota suci kelahirannya diganti namanya menjadi “Alexanopel” Yang artinya kota Alexander, sebagai penghormatan akan dirinya.
            Demikian, sepucuk riwayat Kebangkitan kekaisaran Thrones Agung. Pasukan Van Ruund yang bertahan setelah kematian Van Ruund mundur, keluar dari wilayah Thrones, Kembali ke asal mereka. Namun visi Van Ruund tidak pernah mati. Para Creature Of The Night kemudian Mengangkat nama Van Ruund sebagai nama pasti mereka. Salah satu yang terkenal adalah Vaughn Van Ruund, Raja Terakhir Vampire, dan Sarah Van Ruund yang  jatuh cinta dengan manusia, mengganti nama menjadi Sarah Honoria, adalah Mantan Ratu Vampire, yang menjadi istri Kaisar Thrones yang sekarang. Sebagai simbol bersatunya kembali Alexander dan Van Ruund.
            Para Pasukan Van Ruund, membentuk aliansi di kota Lunar Lakes, dibawah pimpinan “Kaisar Of Thrones”, atau yang dikenal juga sebagai “Son of Man”, “The Deadliest Servant of Van Ruund”, Salah satu dari delapan Wraith, sang penghancur Dinasti Alexander Orion. Dibawahnya para Raja. King Of Darah, King of Vulk, King Of Astrix, berbagai ras tertindas, The Cedric, The Fallen Angels, The One demon, The Two demon yang adalah para pemimpin dosa, bahkan para Elf dan manusia yang kuat. Dalam usaha mereka Membangkitkan kembali apa yang Menjadi Visi sang Van Ruund.
            Sedangkan Van Ruund sendiri, tidak pernah diketahui makamnya. Alexander sendiri yang memerintahkan pemakamannya. Ia tahu bahwa Mayat Van Ruund akan menjadi aset terbesar bagi musuh Thrones dimasa mendatang. Kuburannya tanpa batu nisan, jalan – jalan menuju kesana disegel, dan dijaga langsung oleh The Rims. Tidak akan selamat siapapun yang berusaha menemukan nya, atau bahkan menyinggung sedikit tentang ini walaupun hanya dalam percakapan kecil. Sang istri Eva Nymphia bahkan tidak diperbolehkan hadir dalam pemakaman Van Ruund, dan namanya tak pernah terdengar lagi setelah hari kematian suaminya.
            Dan Bagi Kekaisaran Thrones sendiri, masa depan yang tidak pasti sedang menunggu di depan. Perjuangan belum selesai, kedamaian sejati belum terwujud, lingkaran dendam dan kebencian bagai bom waktu siap meledak kapan saja. Perang – perang yang akan datang, sangkakala akan kembali dibunyikan.
            Tahun berganti, Alexander meninggalkan Tahta, kepada Mulawarman putra tunggalnya, telah diberikan tanggung jawab atas orion. Berikutnya Kaisar Alexander mengadakan rapat tertingginya untuk terakhir kalinya, dalam penentuan siapa sang Pelindung Thrones. Kemudian seorang muda bernama Albani yang akan meneruskan kewajiban Sang Alexander.
            Albani adalah seorang philosopher, yang sangat mendukung ideologi Alexander, dan menjunjung tinggi demokrasi. Dalam masa kali ini, ia memiliki dukungan rakyat yang sangat besar. Dia adalah bagian dari bivirat orion pengganti Van Ruund, setelah kepergiannya. Dalam masa – masa perang sebelumnya, dialah yang diberikan kepercayaan oleh Alexander sebagai Pemimpin tertinggi di ibukota Thrones, yang akan mengurusnya selama kepergian sang kaisar.
            Albany terlahir dari pegunungan utara, tidak diketahui siapa dan darimana orang tuanya berasal. Namun ia adalah seorang murid dari Nathaniel Yaphet, yang berarti bahwa ia adalah adik seperguruan dari Kaisar Alexander. Usianya sekitar 20 tahun lebih muda dari Alexander dan Van Ruund. Ia datang ke Orion pada usia 17 tahun, ia memulai hidupnya disana sebagai pelayan di sebuah rumah makan, dan pada akhir pekan, ia akan menjadi pemusik di tempat ibadah. Dalam pekerjaannya sebagai pelayan, ia sering berdialog dengan para tamu  di waktu santai. Banyak pengajaran yang disampaikannya seperti layaknya seorang pendeta. Ia kemudian sering dipanggil “Guru Spiritual”.
            Albani akhirnya benar – benar memperoleh gelar “Guru Spiritual” saat usianya 18 tahun. Dalam hari – harinya ia banyak berdebat dengan para petinggi local. Dan para anggota pemerintahan serta militer. Dia memiliki banyak pandangan hidup yang berbeda dengan para negarawan di masanya. Hingga akhirnya ia dituduh melakukan ajaran sesat. Hingga akhirnya ia dibawa ke pengadilan tinggi orion. Namun ia berhasil memenangkan kasus, hanya dengan kecakapannya dalam berbicara. Hingga akhirnya kasusnya dibawa ke pengadilan agung Thrones. Dibawah pimpinan Kaisar Alexander. Dalam Mahkamah Internasional, hal yang sama pun terjadi, kharisma dan  kecakapannya dalam mengungkapkan gagasannya telah memenangkan dirinya kembali dari ancaman penjara, dan bahkan hukuman mati. 
            Setelah selesai dengan tuduhan palsunya, ia kembali ke ibukota Orion, dan melakukan pengajaran disana. Hingga pada usianya yang ke 19 tahun, ia bergabung ke kantor pemerintahan. Disana ia banyak belajar mengenai administrasi. Kehebatannya dalam mengambil langkah, serta gagasan dan idenya yang cemerlang telah menghantarkan kesuksesan bagi tempatnya bekerja. Karirnya kemudian terus meningkat. Namun ia tidak pernah berhenti mengajar dikala senja.
            Pada usia 20 tahun, dia bergabung dalam Kementrian Orion. Pada tahapan karirnya ini, ia mulai memiliki banyak lawan politik, sepanjang pendakiannya menuju puncak. Hingga pada masa pemilihan berikutnya 5 tahun kemudian, ia diangkat menjadi senator of Orion.  Pada masanya ia banyak membantu para kasta rendah di Orion, hingga pengikutnya terus bertambah banyak. Hingga pada akhirnya saat periode 5 tahun selesai, para lawan politiknya bersiasat untuk menjadikannya gubernur provinsi terjauh pada wilayah terpencil di utara kepulauan britania. Demi menghilangkan pengaruhnya di ibukota.
            Namun, apa yang menjadi harapan para senator gagal tercapai. Nama sang Albani bertambah besar, dan terkenal. Bahkan Provinsi yang dipimpin olehnya, mulai diperhitungkan. Pengaruhnya semakin besar. Ia menemukan berbagai titik tambang emas di wilayahnya, yang akan menambah pundi – pundi kekayaan provinsinya. Hingga akhirnya ia kembali setelah 10 tahun kemudian.  Saat itu usianya telah mencapai 41 tahun. Banyak dari lawan politiknya yang telah meninggal. Mengingat ia adalah yang termuda di zamannya beberapa tahun lalu. Sedangkan beberapa lainnya dari mereka telah mencapai usia senja. Prestasinya selama ini telah membuatnya dipanggil ke Thrones oleh sang kaisar Alexander. Ia kemudian dipercayakan sebagai salah satu “High Senator of Thrones”.
            Pada akhirnya dia tiba pada puncak kejayaannya. Sampailah ia di hadapan “Alexander The Great”, hasil dari perjuangannya, keletihannya dari pertarungan segera berbuah. Jabatannya sebagai The high senator of Thrones, dan segala keputusannya telah membawakannya kepada posisi yang lebih tinggi lagi “The Greatest senator of Thrones”, ia hanya satu langkah dibawah Alexander sendiri. Segala yang telah diperbuatnya telah menyenangkan hati Sang Kaisar. Hingga hilanglah keraguan dalam hatinya. Tepat setelah hari – hari berkabung bagi sang Kaisar berakhir, diadakanlah Rapat para raja itu kembali, saat matahari memancarkan cahaya ke puncak “Gunung Para Raja”. Itulah hari dimana terakhir kali Bangsa Thrones melihat Sang Kaisar tercintanya. Bagaikan seorang anak yang akan berpisah dengan ayahnya. Maka ketika matahari semakin naik dari ufuk timur, Beranjaklah Alexander dari tahtanya, dihadapan para rakyatnya yang telah gugur air mata mereka. Menghilanglah Sang kaisar, dan tidak akan pernah ditemukan lagi. Begitu juga sang permaisuri terkasihnya Rosie Honoria yang setia menemani Kekasih hatinya. Dengan penuh kepercayaan, Albany diangkat sebagai penerus sang kaisar, tepat pada usianya yang ke 63 tahun. Dan akan berkuasa selama 21 tahun.
            Kekaisaran Thrones sangat bergantung pada ekspansi dan perdagangan budak. Namun ketetapan Kaisar Alexander “No Slave Trade and Expansion”. Menyebabkan Kekaisaran akhirnya mengalami krisis. Demi menyelamatkan Thrones, Kaisar Albany membuka persetujuan untuk dilakukan utang Negara, dan membuka peluang bagi investor asing. Hingga pada akhirnya ketetapan Alexander ini dilanggar oleh kaisar ketiga Asthawarman putra Mulawarman, cucu Alexander The Great. Pada masanya, Ekspansi kembali dilakukan, dan perdagangan budak kembali dibuka.  Hal ini menimbulkan murka bagi Jovian yang kemudian membunuh Asthawarman, dan mengklaim tahta Kaisar keempat. Tercatat Asthawarman memimpin hanya selama 3,5 tahun.
            Kaisar Jovian dulunya adalah anak petani yang berasal dari daerah konflik di eropa timur. Yang kemudian menjadi murid dari Van Ruund. Ketika kematian Van Ruund, ia diwariskan sebagian tanah Van Ruund di Yunani. Hal inilah yang ia manfaatkan untuk mencapai tangga politik Thrones. Pada usia 17 tahun, ia harus menjalankan wajib militer Thrones Pada zaman Alexander. Disanalah ia mendapatkan pengalaman tempur, dan kemampuan tactical dan strategi yang dikemudian hari memenangkan dirinya dalam perang kekuasaan. Hingga pada umur 29 tahun, dengan kekayaannya, ia telah mampu membentuk kekuatan militer pribadinya.  Disana, ia bersekutu dengan Putri Nadillah dari Kerajaan Ninivah, seorang ambisius yang bercita – cita menaklukan seluruh Mesopotamia. Ambisi yang sama dengan kemampuannya dalam mengubah angin peperangan, telah membuat sang putri tertarik. Bersama – sama, mereka menaklukan kekaisaran Arsasida yang telah jatuh dalam perang saudara selama bertahun – tahun. Menjadikan Putri Nadillah sebagai Ratu Ninivah, dan Kaisar Arsasida. Dan bagi Jovian diberikan tahta raja atas wilayah Kedvah. Pada masa ini ia mulai menghimpun para tentara yang dulu bagian dari pengikut Van Ruund. Dari hubungan ini juga terlahir seorang putra bernama “Miraj Milsa”.
            Jovian adalah seorang penganut ideologi anti rasisme dan ia adalah orang yang menjunjung tinggi stabilitas nasional. Bahkan pada saat krisis masa pemerintahan Kaisar Albany, dia meminjamkan sebesar 10 % kekayaannya sebagai utang Negara. Hal inilah yang memicunya untuk merebut tahta Kekaisaran Thrones dari Asthawarman karena kebijakannya membuka kembali invasi dan ekspansi. Sehingga mendorongnya untuk melakukan pembunuhan terhadap Kaisar Asthawarman, dan menjadikan dirinya Kaisar. Tercatat ia menjadi kaisar di usia 76 tahun, berkuasa selama 13 tahun, dan meninggal di usia 89 tahun. Menurut rumor ia dibunuh oleh Purnawarman putra Asthawarman. Pada masanya, ia meningkatkan pajak sebesar 0,2 %. Dia mendirikan berbagai lahan pertanian, dan pertambangan, serta menambah jumlah pasar dan pelabuhan di daerah yang menjadi jalur perdagangan. Dan mewajibkan anggota militer untuk bekerja pada bidang industri sebagai tenaga kerja tambahan. Namun ia akan membunuh seluruh keluarga dari seorang yang berani melakukan pelanggaran di hadapan umum.
            Setelah kematian Jovian, Purnawarman putra Asthawarman, cucu buyut Alexander ia melakukan hal yang sama yang telah dilakukan pendahulunya 145 tahun lalu. Tindakan yang benar – benar terlarang,  dan tidak ada yang berani melakukannya selama ini karena akan dianggap pemberontakan. Dia membawa 15.000 tentara setianya mengepung kota Thrones, bersamanya juga ia membawa 1500 The Rims. Dengan tujuan mendesak para High senator mengangkatnya sebagai Kaisar kelima.  Pada zamannya dengan dukungan militernya, ia menginvasi para Raja yang adalah bagian dari Thrones itu sendiri. Demi menanggalkan kekuasaan mereka, dan membatasi hak – hak mereka dalam bidang konstitusional, dan memproyeksikan kekuasaan itu pada sang Kaisar sendiri sebagai “Supreme Ruler”. Sistem yang diterapkannya ini yang kemudian mengubah Thrones dari federasi kerjasama internasional menjadi Imperium dengan kekuasaan absolut dan Dictator. Meruntuhkan apa yang menjadi Cita – cita berdirinya Thrones itu sendiri. Menentang mimpi dari pendahulunya para Bapak pendiri bangsa, apa yang menjadi angan dari Alexander dan Van Ruund dulu. Ekspansi  terhadap wilayah perbatasan pun dibuka kembali. Perdagangan budak kemudian dilakukan kembali. 
            Hingga pada akhirnya setelah tujuh tahun berkuasa, ia dibunuh pada umur 33 tahun dalam sebuah konspirasi yang melibatkan para senator agung. Salah satu diantara mereka adalah Berrian cucu Jovian, cucu buyut Albany, dan cucu dari cucu Alexander. Yang masih menjadi keponakan jauh dari Purnawarman sendiri. Berrian kemudian naik tahta menggantikannya di usia 34 tahun. Pada zamannya, Berrian membangun ruas – ruas jalan yang baru menghubungkan daerah suburban kota besar demi memperlancar perekonomian, mendirikan birokrasi, dan berbagai kuil – kuil, serta memperbaiki sistem perbankan. Dalam membiayai kebijakannya ini, Kaisar Berrian meningkatkan pajak Negara. Namun terjadi masalah di timur tengah. Wilayah laut mati diserang oleh kerajaan Partha. Kaisar Berrian kemudian berangkat ke timur tengah untuk berperang. Setelah 2 tahun berperang, Berrian akhirnya meninggal di tepi laut mati. Setelah berkuasa selama 11 tahun. Kematian Kaisar Berrian menandai berakhirnya era Dinasti Alexandria, sekaligus berakhirnya era “First Century”.
            Kaisar Berrian digantikan oleh penasihat utamanya sekaligus jendralnya Titus. Perang di timur tengah berakhir dengan kematian Kaisar Berrian, namun kemenangan berhasil diraih oleh Kekaisaran Thrones. Titus kemudian naik tahta sekembalinya ke kota Thrones di usia 59 tahun. Sejarah baru terjadi, dimana masa pemerintahannya adalah yang tersingkat sepanjang sejarah kekaisaran Thrones. Ia hanya menjabat selama 2 tahun, dan meninggal dalam kunjungan politik di eropa timur, di tepi barat laut hitam, karena terserang Smallpox yang sedang mewabah di daerah tersebut. Kaisar Titus kemudian digantikan oleh seorang yang kaya raya, dan juga adalah salah satu dari bivirat Orion. Seorang yang bernama Arrius. 
            Arrius adalah seorang yang sangat tertarik dengan musik. Pada masa mudanya, ia adalah seorang pemain organ, dan sitar, serta seorang arranger musik, dan bahkan menciptakan beberapa lagu dan karya musik instrumental. Hingga ketika masanya menjabat sebagai kaisar, ia melakukan pembangunan “Concert Hall”, dan berbagai festival musik di seluruh penjuru kekaisaran. Bahkan di ketika di medan perang, ia akan membawa serta Para musisi terbaik dalam kelompok orkestra, yang akan menambah moral dan semangat juang prajuritnya. Dan membuat musuh gentar diatas tempat mereka berpijak. Demikian yang akan dilakukan oleh puluhan generasi setelahnya. Salah satu yang membuat Pasukan Thrones ditakuti di medan perang.
            Selain di bidang musik, ia juga tertarik di bidang seni lainnya seperti seni rupa, dan tarian, serta bidang olahraga. Hingga stadion dan gelanggang juga dibangun olehnya. Dari sinilah dimulai pengembangan terhadap karya seni otentik bangsa Thrones. Di masa mendatang, festival yang dilakukannya akan menjadi ajang budaya terbesar sepanjang sejarah yang dilakukan selama 4 tahun sekali, yang dikenal dengan “International Art and Culture Appreciation Festival”.  Demikian sejarah singkat masa kepemimpinan Kaisar Arrius. Sang Kaisar akhirnya meninggal di usia 74 tahun setelah berkuasa selama 12 tahun. Masanya merupakan awal dari Kekaisaran Thrones mencapai puncak kejayaannya. Awal dari abad para Kaisar Hebat. Ia adalah awal mula “Golden Age of Thrones”.
            Sebelum kepergiannya, Kaisar Arrius memilih seorang bernama Brutusius putra adopsinya untuk menjadi penerusnya. Untuk pertama kalinya sejak sekian lama pergantian tahta tidak disertai dengan pertumpahan darah. Hal yang sama terjadi pada masa pergantian tahta dari Kaisar Albany yang menunjuk secara langsung Kaisar Asthawarman sebagai penggantinya.             
            Masa pemerintahan Kaisar Brutusius ditandai dengan Penaklukan teluk Persia, terbukanya jalur perdagangan internasional dengan para dinasti di timur jauh. Dan runtuhnya kekaisaran Partha yang membuka jalur invasi menyeberang laut mati. Dan invasi wilayah Armenia di utara. Dan invasi ke wilayah Cassiopeia serta, serta aneksasi wilayah kuno Gran Empire yang kaya akan tambang emas, dan mineral lainnya, di utara Macedonia. Pada masanya Kekaisaran Thrones mencapai wilayah kekuasaan terluasnya. Luas keseluruhan wilayah kekaisaran melebihi 6 juta km2 . Sang Kaisar akhirnya meninggal di usia 74 tahun setelah berkuasa selama 19 tahun. Ia kemudian digantikan oleh putra adopsinya yang bernama Dionisius. 
            Kaisar Dionisius menghabiskan masa pemerintahannya dalam pembangunan Infrastruktur publik. Yang paling terkenal darinya adalah pembangunan sistem pembuangan limbah rumah tangga, dan peningkatan sanitasi. Serta Toilet umum, di berbagai titik di kota Thrones dan beberapa kota besar di wilayah Thrones. Dan juga sistem irigasi dan pengairan, dan air bersih, pembangunan tempat penampungan air dan pemandian umum. Namun ia juga adalah seorang playboy flamboyant, pembangunan tempat prostitusi juga banyak dilakukan olehnya, yang sempat menjadi masalah, dan demonstrasi di Kota Thrones. Namun Dionisius akhirnya meninggal karena penyakit menular seksual yang dideritanya selama 2 tahun terakhir. Ia meninggal setelah masa kepemimpinannya selama 6 tahun pada umur 41 tahun. Melihat kematian kakaknya, Theodisius muda mengambil posisi kakaknya sebagai Kaisar. Ia kemudian mendatangkan Para cendekiawan, dan para tabib ternama dari mesir demi meningkatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan di Thrones. Ia kemudian memerintahkan pencatatan ulang seluruh dokumen – dokumen Kekaisaran Thrones, merevisi Hukum dan Undang – Undang Thrones, Membuat salinan buku – buku penting tentang ilmu pengetahuan dan sejarah, membangun perpustakaan dan universitas terutama di kota – kota besar, dan pusat provinsi, serta pembangunan rumah sakit dan pelayanan kesehatan. Demikian sepuluh tahun awal kepemimpinannya. Berikutnya ia memfokuskan perhatiannya ke bidang pertahanan dan keamanan. Dengan membangun kastil dan menara pertahan serta benteng – benteng di wilayah perbatasan, dan camp militer, dan memperbaiki birokrasi militer serta pembaruan aset militer. Namun beberapa wilayah yang sebelumnya pernah dikuasai Thrones oleh Kaisar Brutusius harus dilepaskan karena terlalu mahal dan beresiko untuk dipertahankan. Kaisar Theodisius kemudian meninggal di usia 66 tahun setelah memimpin selama kurang lebih 29 tahun. Sebelum meninggal, ia menunjuk Chriseis anak angkatnya sebagai penerusnya. 
            Kaisar Chriseis sangat dikenal sebagai “Father of Pluralism”. Ia adalah seorang yang sangat anti terhadap rasisme, anarkis akibat perbedaan, dan menjunjung tinggi kesetaraan. Sang kaisar melakukan amandemen terhadap undang – undang tentang hak dan kewajiban warga Negara. Ia memastikan warga Thrones yang ada di timur tengah, mesir, afrika, Britannia dan daerah lainnya mendapatkan hak yang sama dengan warga yang berada di ibukota dan pusat kekaisaran. Ia menyetarakan pajak di seluruh penjuru Thrones, menambah ruas – ruas jalan yang menghubungkan kota – kota di daerah perbatasan. Menerapkan hukum dan kewajiban yang sama bagi semua warga Thrones terlepas dari ras dan suku manapun ia berasal. Namun karena kebijakannya yang sangat beresiko, banyak terjadi pemberontakan di wilayah pusat yang tidak terima pajaknya harus dinaikan demi bisa setara dengan daerah pinggiran.  Hal Ini yang menyebabkan murkanya sang kaisar memuncak dan mengeksekusi lebih dari 8000 orang dari kota Thrones dan beberapa provinsi pusat yang menjadi sarang pemberontakan. Dan beberapa tokoh yang dicurigai sebagai pemicu aksi makar diikat tubuhnya dan dikaitkan dengan kuda yang akan berlari mengelilingi kota Thrones yang menyeret tubuhnya hingga mati. Sedangkan bagi Ransius, ia akan disalib terbalik di hadapan tangga alun – alun istana Negara, dan para warga akan diberikan kesempatan untuk melakukan siksaan terhadapnya setiap harinya hingga hari kematiannya. Ransius mendapat hukuman terberat karena ia adalah salah satu High senator Thrones, yang sangat dipercaya oleh sang kaisar sendiri. Pengkhianatan telah menyakiti hati sang Kaisar. Kaisar Chriseis meninggal pada usia 75 tahun setelah memimpin selama 23 tahun. Ia kemudian digantikan oleh putra kandungnya Gabrielle.
            Kaisar ke – 13 Gabrielle, kemampuan administrasi tidak terlalu handal, namun ia lebih dikenal di bidang militer, dan pada pertempuran penaklukan peradaban sungai eufrat dan tigris, yang membuka gerbang bagi perdagangan bebas dengan peradaban timur jauh. Ia sangat dikenal oleh bangsa “creature of the night” sebagai “sang pemusnah”. Ia meruntuhkan Kekaisaran Kavah di Persia yang telah berdiri selama 100 tahun. Dan Kerajaan Partha yang pernah berperang dengan Kaisar Berrian 100 tahun lalu. Hingga ia dikenal dengan “Gabrielle The Conqueror”. Ia juga dikenal sebagai “The Absent King”, atau “The one who never set foot on Thrones”. Selama 14 tahun ia memimpin, tidak pernah ia menginjakkan kakinya di kota Thrones, banyak waktunya dihabiskan dalam perang di timur tengah, dari semasa ayahnya Kaisar Chriseis menjabat bahkan hingga selama masa kepemimpinannya. Baginya tanah yudea adalah rumahnya, ia lahir di galilea. Ia meninggal di usia 63 tahun karena penyakit stroke yang dideritanya. Dengan kematiannya, maka berakhirlah masa “Second Century”. 
            Berikutnya setelah meninggalnya Kaisar Gabrielle, Putri Elvia istri ketiga kaisar Gabrielle membunuh semua putra Kaisar Gabrielle, dan bahkan putra kandungnya Elvia sendiri Julian diracuni dengan potassium. Demi tujuannya untuk mengangkat selingkuhannya pangeran dari Kerajaan Selania, Lincoln “Dearyll”. Bersama – sama mereka berdua berkuasa atas Thrones, dengan Kaisar Dearyll sebagai “Kaisar ke – 14. Namun Kaisar Dearyll bukanlah orang yang bodoh. Ia sangat mencintai bidang seni, terutama lukisan, dan ia sangat sering santai dengan melihat pemandangan dari atas gunung tinggi. Hari – harinya berkuasa banyak dihabiskan dengan melukis, dan mengadakan festival seni, sedangkan Putri Elvia sering dilemparkan tanggung jawab administrasi Negara. Hingga timbulah masalah diantara mereka berdua. Mereka banyak berselisih paham. Diawali dengan marahnya Putri Elvia kepada Kaisar Dearyll yang melimpahkan semua urusan Negara padanya, sedangkan sang kaisar hanya bersantai dengan lukisannya. Pada akhirnya Kaisar Dearyll murka dan memerintahkan eksekusi Putri Elvia.  Namun sebelum sempat melakukannya, Putri Elvia ditemukan mati tergantung dari balkon lantai 3 istana Negara. Kejadian itu menimbulkan shock bagi warga kota Thrones, tidak butuh lama bagi berita tersebut untuk menyebar ke seluruh kekaisaran Thrones. Hal ini membuat sang Kaisar kehilangan kepercayaan di mata masyarakat. Kekacauan pun terjadi, mereka meminta Kaisar Dearyll untuk diturunkan. Namun Kaisar Dearyll tidak ingin memenuhi permintaan rakyatnya. Hingga akhirnya ia dibunuh dalam sebuah konspirasi. Ia ditikam oleh para bodyguard – nya(Para Kapitan) sendiri sebanyak 100 tusukan. Kekuasaannya selama 8 tahun berakhir di hari kematiannya pada usia 52 tahun, setahun setelah meninggalnya Putri Elvia. Kematian Putri Elvia sampai sekarang masih misterius. Diduga ia bunuh diri karena stress. Ia kecewa dengan pengorbanan yang telah ia lakukan dirasa sia – sia. Ia telah menghianati suaminya, membunuh putra satu – satunya, mengorbankan kekayaan, waktu serta dedikasinya demi sang Kaisar Dearyll, namun pengorbanannya tak berbalas.
       Dalam kekosongan kekuasaan, Paul putra kaisar Gabrielle dari istri keempatnya Widiana membeli tahta kekaisaran dari para Kapitan kekaisaran. Menjadikannya kaisar ke – 15. Paul merupakan putra yang selamat dari pembunuhan yang dilakukan Putri Elvia. Paul remaja dibawa oleh ibunya untuk tinggal di India bersama pamannya Widan”. Hingga ia dikenal dengan “Paul the Miracle of India”. Di india, kerajaan Vrindavan, ia diajar kemampuan martial Art dan spiritual oleh Acharya Ragubta. Paul kemudian berkuasa selama 10 tahun, ia kemudian meninggal di usia 37, karena penyakit kolera. Sebelum meninggal, ia menunjuk putranya yang masih berusia 21 tahun untuk menjadi kaisar berikutnya. Putranya Asthawarman berdarah setengah india itu naik tahta dan namanya menjadi Asthawarman II. Namun tidak seperti ayahnya yang bijaksana, Asthawarman adalah seorang yang buruk tabiatnya, hari – harinya dihabiskan dengan mabuk – mabukan dan pesta pora serta seks bebas. Tercatat dalam 2 tahun masa kepemimpinannya, 200 orang perempuan sundal telah masuk dan keluar di Istana Negara. Gedung sakral itu dan penuh sejarah penting, yang adalah jantung dari kekaisaran Agung Thrones itu telah berubah menjadi rumah prostitusi yang hina. Bahkan ia pernah berhubungan seks dengan 3 wanita dalam ruang sidang paripurna di singgasananya ketika Sidang agung paripurna Thrones sedang berlangsung. Ia bahkan mengangkat gajah perangnya “Khanata” sebagai konsulat tertinggi Senator agung Thrones”.
Perilakunya ini membuat geram seluruh warga Thrones. Hingga dilakukannya lah konspirasi untuk menumbangkan kekuasannya. Pada hari ulang Tahun Kekaisaran Thrones yang ke 231 tahun, tanggal 20 September. Setelah selesai upacara, Sang kaisar diajak untuk berkeliling kota Thrones dan menyapa masyarakat bersama para senator dan pejabat tinggi Negara. Setelah sampai di hadapan rakyatnya, para senator dan pejabat tinggi satu – satu mulai berpencar dengan alasan ingin menyapa masyarakat di sudut lainnya, kemudian para kapitannya pun meninggalkannya dan menghilang dalam kerumunan masyarakat yang jumlahnya lebih dari 300.000 hari itu. Hingga ditinggalkan nyalah sang kaisar sendirian di tengah – tengah kerumunan yang marah itu. Ia kemudian disiksa dan dibunuh dengan mengenaskan dalam kerumunan masyarakat yang marah itu. Tercatat hari itu terjadi kerusuhan yang menyebabkan sekitar 30.000 orang meninggal dunia. Mayat sang kaisar sendiri ditemukan telah termutilasi, kemaluannya dipaku pada jidatnya, tidak jauh dari tempat kepala itu ditemukan, terbaring mati tubuh gajah yang ditungganginya tadi “Khanata”. Sedangkan anggota tubuh lainnya tidak ditemukan karena telah terpisah dan tertumpuk di antara mayat – mayat lainnya. Benar – benar merupakan kengerian yang tidak terbayangkan, Hari kemerdekaan berdarah, yang tidak akan pernah dilupakan Bangsa Thrones sebagai salah satu sejarah kelamnya. Dengan kematiannya, maka berakhirlah era “Golden Age of Thrones”, dan dimulainya era “Depression of the Fathers”. Berakhir juga masa kekuasaan “Dinasti Arrian”.
                         Setelah kematiannya, para Kapitan mengangkat seorang bernama Julius, yang adalah salah satu Senator agung Thrones. Namun karena tidak kompeten, mereka menggulingkannya. Setelah hanya berkuasa selama 1 tahun. Ia dicekik dengan tali pada leher. Ia berumur 49 tahun saat meninggal. Kemudian seorang Pangeran Britannia dari Einstein bernama Henry mengambil alih kekuasaan. Dan memerintah selama 3 tahun. Ia lebih sering terlibat dalam perang melawan pemberontakan di Britannia. Dan kemudian meninggal dalam perang tersebut di usia 67 tahun. Ia terluka karena infeksi oleh panah beracun di inggris utara.
            Berikutnya seorang walikota dari Alexanopel di italia, mengklaim dirinya sebagai utusan Tuhan yang dikirim untuk mengatasi krisis, pria itu adalah Octavian. Setelah perang saudara selama 8 bulan. Dan benar, Octavian mampu memenuhi janji dan nubuatan yang ia buat. Setelah ia menjabat, ia mampu mengatasi crisis besar, dan perang saudara. Perang sipil ini berhasil ia menangkan dengan penggunaan Gunpowder yang dibeli dari “Dinasti Timur Jauh” dan digunakan sebagai bahan peledak dan meriam. Inilah awal mula dari persenjataan modern. Ia kemudian memerintahkan untuk pemindahan ibukota ke timur, di tepi pantai Yunani, karena merasa jijik dengan istana Negara yang dulu dijadikan tempat prostitusi oleh kaisar Asthawarman II. Namun sebenarnya alasan utamanya adalah, provinsi timur yang lebih kaya, dan lebih dekat dengan jalur perdagangan, dan akses mudahnya untuk mendapatkan gunpowder. Selain itu logistik yang akan lebih mudah jika ibukota dipindahkan ke timur. Kota itu kemudian dinamakan “Nova Thrones”. Singkat cerita, ia telah berhasil membawa Thrones kembali ke kemakmuran selama 8 tahun masa kekuasaannya. Namun ia meninggal di usia 54 tahun karena terlalu banyak menghirup gunpowder.
            Berikutnya, Para Kapitan mengangkat Seravina, seorang politikus kaya raya dari Hispania. Namun ia bukanlah orang yang kompeten dalam urusan administrasi, akhirnya para kapitan tersebut membunuhnya hanya setelah 3 bulan duduk di singgasana. Sang Kaisar Seravina meninggal di usia 43 tahun. Kemudian mereka kembali mengangkat seorang bernama Arrius, yang kemudian lebih dikenal dengan Arrius II. Arrius II adalah seorang yang gangguan mental. Dengan mengangkatnya, para kapitan berharap bisa mengontrol takhta dan menjadikannya Kaisar Boneka. Namun, gangguan mental tersebut sangat membahayakan kekaisaran, dan ia sepertinya susah diatur. Para rakyat kemudian sangat marah. Dan akhirnya para kapitan membunuh Arrius II dengan memenggal kepalanya saat tertidur. Tercatat ia hanya memimpin selama 1 bulan. Meninggal di umur 34 tahun. Demikian kematiannya mengakhiri era “Dinasti Kapitan”
            Kemudian seorang bangsawan Orion, keturunan Alexander The Great yang bernama sama dengan kaisar sebelumnya Arrius Flavian, yang kemudian lebih dikenal dengan Arrius III. Pengalamannya sebagai anggota senat Orion, dan kemudian menjadi gubernur mesir, lalu diangkat menjadi high senator of Thrones, dan kemudian menjadi “The Greatest Senator Of Thrones” dari masa pemerintahan Kaisar Octavian, membuatnya menjadi kandidat terkuat dan terpopuler untuk diangkat menjadi Kaisar ke – 22. Para rakyat mendesak para senator agung untuk mengangkatnya dengan harapan dia bisa mengatasi krisis yang dihadapi selama 4 bulan terakhir setelah meninggalnya Kaisar Octavian.
            Kaisar Arrius III dengan pengalamannya sebagai gubernur mesir selama 10 tahun, dan melihat bagaimana suksesnya pertanian dan agriculture di mesir, membuatnya tertarik untuk mengatasi masalah pertanian yang dihadapi oleh provinsi yang lebih dingin di eropa, dan Britannia. Ia kemudian mengumpulkan para ahli – ahli biologi, dan pertanian dari mesir dan timur tengah, serta mengadakan kerjasama internasional dengan kerajaan Vrindavan dalam mengembangkan kualitas pertanian di eropa. Ia mengumpulkan mereka semua ke ibukota baru Thrones “Nova Thrones”. Dan memulai proyek mereka. Menemukan bibit unggul yang bisa bertahan dalam kondisi cuaca yang ekstrim dan dingin. Membangun sistem “Indoor Garden”. Dengan ditemukannya kaca dan mesin uap pada zaman itu akan sangat membantu terwujudnya proyek ini. Pembangunan saluran irigasi yang baik, dan bendungan di berbagai wilayah mata air. Meningkatkan komoditi ekspor ke luar negeri. Membangun sistem peternakan yang rapi, dan terkhusus di daerah suburban, dan countryside. Membangun jalan – jalan baru, untuk kemudahan akses. Dan alat – alat yang mendukung pertanian. Oleh karena itu di kemudian hari Kaisar Arrius III akan dikenal dengan “Father of Agricultural Revolution”.  Pada usia 80 tahun, ia meninggal setelah 16 tahun berkuasa.
            Setelah kematian kakeknya, Edward muda yang merasa berhak memiliki tahta, mendesak para senator untuk mengangkatnya menjadi kaisar. Dengan prestasi sang kakek, menjadi salah satu pertimbangan atas dipilihnya sebagai kaisar. Namun Edward muda sendiri bukan tanpa prestasi. Ia adalah orang yang cukup populer di militer, ia adalah jendral Thrones di wilayah timur laut dekat laut hitam. Banyak pertempuran Ia menangkan dalam sengketa dengan kerajaan Grevenna di wilayah kuno Gran Empire. Pertempuran itu membawa kemenangan bagi bangsa Thrones, dan kemenangan atas wilayah tersebut sangat berharga, karena banyak tambang emas, dan tembaga kuno peninggalan kekaisaran Gran, dan bahkan peninggalan kaisar Brutusius. Para elf dari kerajaan Grevenna terpaksa harus mundur dan meninggalkan wilayahnya  ke sebelah timur laut mati.
            Pasukan Thrones dibawah perintahnya juga pernah sampai di Georgia dan mengepung kastil “Black Sapphire”, gerbang masuk menuju wilayah dunia tengah. Namun saat pengepungan berlangsung 2 minggu, Kaisar Arrius III meninggal. Akhirnya Edward menarik mundur pasukannya dan menuju ke arah kota Nova Thrones. Sementara itu pengepungan berakhir dengan perjanjian gencatan senjata dengan Raja Vampire zaman itu Elidan Van Ruund(Ia adalah Kakek buyut dari Sarah Honoria/Van Ruund). Perjanjian tersebut dengan syarat Kerajaan Vampire akan membayar 10.000 kg emas per tahun kepada kekaisaran Thrones selama gencatan senjata. Tercatat, Edward menjadi jendral selama 10 tahun, dan berusia 29 tahun saat menjabat sebagai Kaisar Thrones yang ke 23. Namun, posisinya sebagai kaisar ditentang oleh ayahnya sendiri yang adalah gubernur yang kota “Old Thrones”. Sang ayah Gada juga merasa berhak atas taktha ayahnya. Maka pecahlah perang sipil terbesar di kekaisaran Thrones. Perang yang membelah Kekaisaran menjadi dua fraksi berbeda, separuh wilayah timur dipimpin oleh Kaisar Edward dengan pusat Nova Thrones, dan kaum pemberontak di separuh wilayah barat dipimpin oleh Gada yang berpusat di “Old Thrones”. Perang itu kemudian dikenal dengan “War of Fatherless Child”. Perang inilah yang menjadi garis takdir yang baru bagi Kekaisaran Thrones. Menciptakan standar baru dalam pertarungan Takhta. Awal mula bagi kejatuhan bangsa Thrones. “The Fallen Era”.
            Perang ideologi antara ayah dan anak. Gada yang menganggap putranya terlalu ambisius, dan telah menghina para pendahulu Thrones. Sedangkan bagi Kaisar Edward, ayahnya terlalu lamban dan penakut, terutama dalam mengambil keputusan, dan tidak berani mengambil resiko. Perang ini seharusnya tidak perlu terjadi jika saja kaisar Arius III menentukan dengan jelas siapa pewaris sah-nya, namun ia pernah berkata “Whoever worthy and competent enough, then he shall become The Emperor Of Thrones!”. “Not by his origin, nor bloodline, but by his own merit”. Demikian titah terakhir sang kaisar. Namun perkataanya itu tidak pernah sempat ditetapkan dalam undang – undang.
            Maka pecahlah perang saudara ini. Kaisar Edward dengan membawa 100.000 imperial Army melawan 80.000  pasukan Thrones dari daerah gaul. Kaisar Edward membagi pasukannya menjadi 8 batalion, dengan masing – masing terdiri dari 12.500 pasukan, sedangkan Gada membagi pasukannya menjadi 7 batalion, dengan 6 di antaranya terdiri atas 10.000 pasukan, dan batalion support dibagi 3 menjadi 6000 pasukan tiap regu. Pertempuran pertama pecah sekitar 40 km dari wilayah Venetia, di lembah Praha. Kaisar Edward membawa 3 batalion maju dan menyerang 3 batalion Pasukan Gada. Pertarungan berlangsung sengit, namun saat sedang memukul mundur pasukan Gada, 2 dari batalion support Gada menyerang dari sisi kanan dan kiri sayap pasukan Kaisar Edward. Rupanya taktik tersebut telah dipersiapkan oleh Gada dengan menyembunyi-kan batalion support di balik hutan, dan batalion utamanya sengaja ditarik mundur sebagai umpan. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan Gada. Ia kehilangan 1/3 pasukannya dan kaisar Edward kehilangan seluruh pasukan dari 3 batalion tersebut.  
            Pada pertempuran hari kedua, 4 batalion Kaisar Edward maju ke tengah padang lamun. Kaisar Gada merespon dengan 5 batalion untuk bertarung di garis depan. Saat dikepung, pasukan elit kaisar Edward pun membentuk formasi bertahan Kura – kura. Pasukan Gada yang penuh percaya diri, dan keyakinan terus penetrasi ke pasukan Kaisar Edward. Kemudian saat waktunya tepat, 7000 kavaleri ringan Kaisar Edward dengan cepat menyerbu pasukan gada yang sedang menyerang batalion utama Kaisar Edward. Kemenangan hari kedua diraih oleh kaisar Edward. Sisa jumlah pasukan Gada adalah 25.000 pasukan, dan pasukan Kaisar Edward 32.000 pasukan. Kemudian dengan selisih pasukan tersisa, Kaisar Gada mengirim ratusan pasukan khusus kepercayaannya, untuk menebar teror dan kekacauan. Separuh dari mereka bergerak ke arah utara, dan menyabotase kota – kota di selatan Kekaisaran Cassiopeia. Yang akhirnya memicu perang Cassiopeia – Thrones. Dan yang lainnya dari mereka bergerak ke ibukota “Nova Thrones” dan memicu pemberontakan. Pada ibukota terjadi kebakaran besar akibat pemberontakan malam itu.
            Akhirnya terpecah fokus utama dari Kaisar Edward. Ia membagi 3 bagian pasukannya. 5000 pasukan ia kirim untuk kembali ke ibukota demi menghentikan pemberontakan. 10000 pasukan ia kirim ke utara untuk berperang melawan Cassiopeia. Dan tanpa disangka Gada juga mengirim 7000 pasukannya untuk membantu melawan perang melawan Cassiopeia. Yang membuat bingung Kaisar Edward dan pasukannya bahkan pasukan Gada sendiri. Mengapa ia mau membantu musuhnya di medan perang. Kemudian pada hari – hari berikutnya dengan jumlah pasukannya yang akhirnya lebih unggul, dengan kemampuan dan keahlian yang sama, Gada akhirnya turun langsung ke medan perang dan bertarung melawan putranya sang Kaisar Edward dan pasukannya dalam pertempuran yang menentukan masa depan bagi bangsa Thronians. “To Thrones……!!!!” Teriak Gada. “For The Glory of Thrones Empire…..!!!!” sahut Kaisar Edward.
            Demikian hari akhir dari perang itu. “You’re a scum” seruan Kaisar Edward dengan nafasnya yang tinggal satu – satu. “You may be a Warrior, but I’m a politician!!!” seru Gada sambil menusuk jantung Kaisar Edward “You fought well my Son”. Dan Kaisar Edward meninggal di medan perang setelah 7 bulan bertakhta. Dan Gada melanjutkan perjalanannya bersama sisa pasukannya ke Nova Thrones, mengepungnya dan mendesak senat menjadikannya Kaisar Thrones. Bersamanya, ia membawa mayat kaisar Edward. Untuk memberinya kehormatan, ia memakamkan Kaisar Edward disamping makam Kaisar Arrius III.
            Tahun pertama kepemimpinannya berjalan dengan baik. Kaisar Gada berhasil menyatukan kembali Thrones timur dan Thrones barat dibawah kekuasaan nya. Dampak Kebakaran di kota Nova Thrones telah ditanggulanginya. Kota tersebut dibangun kembali. Namun wilayah bekas perumahan yang telah terbakar, dijadikannya tempat untuk membangun istana emas kekaisaran. Dan ia juga gagal menghentikan peperangan dengan Cassiopeia empire di utara. Yang membuat Kekaisaran Thrones kehilangan sebagian wilayah dan kota – kota di dataran tinggi munchen dan datia di utara. Sementara itu Kekaisaran Thrones jatuh ke dalam krisis akibat perang sipil sebelumnya melawan Kaisar Edward, dan pemberontakan akibat taktik perang Gada. 
            Maka muncullah seorang dari organisasi rahasia yang adalah salah satu dari tiga lembaga tertinggi Kekaisaran Thrones. Dia adalah Eltho, seorang mantan tangan kanan dari Kaisar Edward. Ia telah merekam jejak dan bukti yang ia anggap sebagai tindakan kriminal perang yang telah dilakukan oleh Kaisar Gada. Ia mengangkat kasus tersebut ke dalam pengadilan yang diselenggarakan oleh “Independent Judicial Court”. Badan ini merupakan cabang dari lembaga Yudikatif, yang independen. Berbeda dengan “Public and Common Court”, dan “Constitutional Court”. Badan ini memiliki kewenangan yang sangat berbeda. Dan badan inilah yang bertanggung jawab atas kematian banyak kaisar Thrones di masa lalu. Pecahnya perang sipil, dan ribuan konspirasi sejak berdirinya. Mereka memiliki ribuan gedung dan kantor di seluruh wilayah kekaisaran, dan tidak pernah diketahui dimana kantor pusat dan markas besar mereka. Keanggotaan mereka juga sangat berbeda. Tidak dengan para golongan atas, dan golongan penguasa ataupun mereka yang kaya raya. Badan ini menyebut diri mereka sebagai “Rakyat”. Yang mengisyaratkan “Rakyatlah yang merupakan anggota mereka”.
            Kewenangan terspesial dari mereka adalah mereka mampu mengadili tindakan yang dianggap tidak benar yang dilakukan oleh sang Kaisar Sendiri, namun mereka tidak mampu menjatuhkan hukuman bagi sang  Kaisar secara langsung. Maka Rakyatlah yang akan menghakimi langsung sang Kaisar, dan menjatuhkannya hukuman. Mereka akan menebar konspirasi di antara para rakyat, yang akan memicu kekacauan dan pemberontakan hingga perang saudara. Yang akan mengguncang kekuasaan sang Kaisar. Yang mungkin bisa berujung dengan kematian tragis sang kaisar(seperti yang dulu terjadi kepada Kaisar Asthawarman II, juga Kaisar Dearyll). Demikian dilepaskanlah konspirasi di hadapan masyarakat, beredar kabar burung yang melibatkan Kaisar Gada bahwa ia akan melakukan pembantaian di Nova Thrones. Para lawan politiknya telah bersatu untuk dapat menggulingkannya.
            Tuduhan – tuduhan atas kejahatan perang yang telah dilakukannya beredar di masyarakat. Kabar tentang tragedi kebakaran besar di kota Nova Thrones yang lalu telah terbongkar di masyarakat Nova Thrones. Segera berita itu menyebar ke seluruh penjuru Thrones. Rakyat pun murka mengetahui bahwa Kaisar Gada sendirilah yang telah membumihanguskan kota indah itu. Dan mendirikan istana emasnya di atas darah rakyatnya yang menjadi korban saat itu. Sekitar 15000 orang meninggal karena kebakaran itu. Maka terjadilah kekacauan di kota Nova Thrones. Pecahlah kerusuhan di kota itu, dihadapan istana emas megah itu yang belum selesai pembangunannya. Hari itu tidak begitu banyak penjagaan di Nova Thrones. Karena Perang besar sebelumnya, Pasukan Thrones masih dalam pemulihan, dan harus tersebar ke perbatasan.  Sehingga terjadi kekosongan di ibukota. Para pasukan Gada sedang kembali untuk memanen hasil pertanian mereka setelah perang lalu di akhir musim panas.
            Para rakyat yang murka itu terlibat saling membunuh dengan imperial guard. Setelah berhasil menerobos imperial guard, mereka lalu menyerang Istana emas itu, dan membakarnya. Mereka berusaha mencari Kaisar Gada. Kaisar Gada yang bersembunyi di kastil lama kota tua kemudian dikejar oleh para anggota Independent Judicial Court. Kaisar  Gada yang dikepung pun berkata “My Death will be a doom For The Empire!!!”. Ia pun berdiri dari singgasanya, dan bertarung melawan 40 orang – orang kuat itu. Dalam pertarungan itu, ia membunuh 13 orang dari mereka. Hingga ia tertimpa reruntuhan. Kemudian ketika salah seorang dari mereka hendak mengakhiri nyawa sang kaisar, Eltho datang dan menghentikannya. Dan berkata, “Let this man Suffer for his sins!!!” “I will not let Him Escape that Easy!!”. Kemudian mereka terus menjaganya siang dan Malam, Hingga 3 hari lamanya. Pada pukul 06.00 saat sang Surya Bangkit dari ufuk timur, dan fajar menyongsong, sang Kaisar pun menutup matanya. Tercatat, Kaisar Gada memimpin selama 1,5 tahun, dan meninggal di usia 57 tahun. Ia kemudian digantikan oleh Eltho, yang mengaku sebagai sahabat dari kaisar Edward. Namun yang tidak disadari olehnya adalah, ia telah mewarisi sebuah kekaisaran yang sedang dalam kekacauan. Setelah perang saudara sekian lama. Hingga akhirnya pecah kembali perseteruan tahta antara Thrones timur dan Barat. Karena perpecahan antara fraksi pendukung Kaisar Gada dan Kaisar Edward. Terjadi pemberontakan di mana – mana. Beberapa pendukung Gada ataupun Edward di wilayah perbatasan memisahkan diri, hingga akhirnya wilayah Thrones perlahan – lahan menyusut. Di barat, seorang dari perbatasan Cassiopeia, yang adalah politikus, dan adalah salah satu dari jendral dibawah pemerintahan Kaisar Arrius dulu kemudian mengangkat senjata dan menginvasi tanah airnya sendiri. Ia adalah Van Ray.
            Pada kamis pagi, pertengahan musim panas, saat Kaisar Eltho berkunjung ke lokasi istana Kaisar Gada yang sedang dalam perbaikan, tampak seorang misterius dari puncak menara, menembakan panah beracun ke jantung kaisar Eltho. Dan setelah melesatkan panahnya, sang pemanah misterius itu langsung membakar dirinya sendiri hingga menjadi abu, sehingga tidak lagi dikenali mayatnya. Kaisar Eltho meninggal saat jabatannya menginjak 5 bulan. Ia meninggal di usia 33 tahun.
            Dalam 5 bulan terakhir ini, Van Ray telah mengklaim dirinya sebagai Kaisar Thrones, dan menganeksasi wilayah gaul, dan italia utara. Dan 1 bulan menjelang kematian Kaisar Eltho, ia telah berada di kota Lincoln bersama pasukannya. Ia berniat mengepung kota Nova Thrones, dan menjadikan dirinya Kaisar secara resmi. Namun saat kematian kaisar Eltho, mereka mengangkat seorang bernama Vita yang adalah saudara sepupu dari Kaisar Edward, yang juga pernah menjabat sebagai penasihat, dan orang yang mengurus pekerjaan Kaisar selagi ia pergi berperang. Ia diasingkan selama masa pemerintahan kaisar Gada, dan diangkat kembali ke jabatannya saat Kaisar Eltho menjabat.
            Maka geramlah Van Ray. Ia berniat mengepung kota Nova Thrones, namun ia sadar bahwa tembok raksasa kota itu sulit ditembus. Maka ia lalu mengirim beberapa pembunuh bayaran terbaiknya. Dan menyamar di antara para pedagang. Dan mengirim beberapa dari mereka menemui lawan – lawan politik dari Kaisar Edward. Disana mereka menemukan 20 orang petinggi kekaisaran yang berseberangan dengan Kaisar Vita. Bersama – sama mereka menyiasati penggulingan tahta. Kemudian 7 hari setelah pertemuan itu, mayat Kaisar Vita ditemukan tergeletak teras kamarnya di lantai 3 di bawah cahaya bulan purnama.
            Kematiannya ini menjadi awal mula mitos kepercayaan bagi bangsa Thrones timur “Ketakutan terhadap kutukan dan kesialan yang dibawa oleh bulan Purnama”. Dan setiap malam purnama  tertentu, maka tidak ada warga yang berani berada di luar rumah, para nelayan tidak pergi untuk melaut.
            Vita menjadi Kaisar pertama dengan jabatan tersingkat sepanjang sejarah. Secara resmi tercatat, ia hanya duduk di singgasana selama 14 hari. Ia meninggal sebagai Kaisar Thrones ke 26, di umur 37 tahun. Dengan ini maka berakhirlah era “Dinasti Flavian”.
            Beberapa hari berlalu sejak kematian Kaisar Vita, Para tetua Thrones terkejut dengan munculnya Kapal – kapal perang dari Italia telah singgah di hadapan teluk mamara Laut Aegean. Dan di gerbang kota itu telah muncul 100.000 pasukan. Di antara mereka adalah para Templar, dan Elite Throwing Axeman dari prancis. Dan dari semua itu yang paling ditakuti dalam 1000 pasukan kegelapan “The Rims”. “So, what would you choose? Either I will burn down this city into ashes or let me sit on that chair!!”, teriak Van Ray di hadapan para Senator Thrones dalam ruang sidang paripurna mereka. Mereka pun tidak punya pilihan lain. Maka diangkat lah dia menjadi Kaisar Van Ray.