Monday, April 13, 2020

Kaum Ezilenler


Kaum Ezilenler 




Sarah Honoria
Ratu Vampire terakhir setelah ayahnya meninggal di medan perang Final.
Kingdom Of Vampire. Terletak di dunia tengah, dekat dengan laut hitam. Dengan pusat pemerintahan di kastil Black Sapphire,  mengapung di atas laut hitam. Daerah tersebut terisolasi dari dunia luar oleh King Of Dravenna Elf, dan gubernur  timur Thrones, dan King of Jericho di masa lalu.
Terlahir pada masa – masa perang, Sarah memiliki dendam pada manusia dan elf. Bertahun – tahun sejak masa kecilnya, ia melihat ribuan kaumnya terbunuh, dan dibantai oleh para elf dan manusia.
Konflik antara vampire dan manusia telah berlangsung ribuan tahun, semenjak hari – hari awal lahirnya Vampire Mula – mula. Para Vampire dianggap Kutukan bagi ras manusia. “Disgrace of Humanity”. Karena asal mereka yang adalah separuh iblis. Yang oleh peyembahan berhala di masa Persia kuno. Para kelompok ini melakukan penyembahan terhadap malaikat jatuh yang mengakui dirinya sebagai Tuhan. Sebagai tumbalnya, para iblis ini menuntut darah manusia. Untuk itu saat bulan penuh, maka dipersembahkanlah tumbal manusia itu. Pada hari – hari kemudian, para iblis ini mulai tertarik pada anak – anak manusia, yang cantik rupanya, dan elok parasnya. Dan kemudian menghamili mereka. Begitu juga sebaliknya.
Anak – anak yang terlahir dari hubungan ini adalah nenek moyang para vampire. Anak – anak tersebut memiliki kelainan fisik, mereka seperti orang mati, jantung mereka berdenyut sangat lemah seperti orang yang mati, menyebabkan suplai darah kaya oksigen tidak terhantarkan dengan baik, hingga menyebabkan kulit mereka pucat. Banyak dari mereka yang mati pada masa bayi karena tidak mampu mendapatkan suplai darah bagi tubuhnya.
Pada akhirnya, ibu atau ayah dari mereka memberikan mereka minum darah segar mengandung oksigen. Yang membuat mereka mampu melanjutkan kelangsungan hidupnya, hingga masa dewasanya. Ketergantungan akan darah ini membuat mereka pada akhirnya membunuh para pendahulu mereka,yang adalah manusia penyembah berhala. Inilah yang menjadi awal kemunduran kaum penyembah berhala ini.
Takut akan terjadinya kemusnahan  kaumnya, para manusia penyembah berhala ini melepaskan para anak – anak ini ke dunia luar. Dan mereka berburu darah manusia di luar sana. Hingga akhirnya kasus – kasus pembunuhan misterius ini telah sampai pada sang Maha Raja Persia kuno “ Nezar dari Archmenia”, Ia  kemudian memerintahkan perang terhadap penyembahan berhala. Pasukannya kemudian membumihanguskan tempat kaum tersebut, dan memusnhakan orang – orangnya dari muka bumi.
Para vampire ini kemudian diburu hingga mereka melarikan diri ke berbagai tempat di pedalaman hutan jauh yang tidak pernah terjamah oleh manusia, di balik pegunungan tinggi yang tidak pernah mendapatkan sinar matahari, yang dapat menyebabkan keringat yang membuat mereka dapat dehidrasi cepat dan mati. Kecepatan dehidrasi vampire berkali – kali lebih dari manusia yang menyebabkan mereka bisa mati oleh cahaya matahari, juga kulit mereka tidak mengandung melanin seperti manusia, yang mampu melindungi dari sinar matahari. Disana mereka terus bertahan dengan darah hewan dan membentuk suku – suku awal para Vampire. Para keturunan mereka menumbuhkan taring yang membantu mereka dalam menerkam mangsanya dan menghisap darah. Mereka memiliki nama latin Homo Dahrians.
Beberapa generasi setelahnya, keturunan mereka bertambah banyak, suku – suku tersebut mulai mendirikan sistem kependudukan yang lebih kompleks, beberapa dari mereka kemudian berbaur dalam dunia manusia dan elf, dan kembali untuk kemajuan teknologi dan kebutuhan dasar hidup lainnya. Hingga pada akhirnya terbentuk kerajaan.
Kemudian para Vampire itu kembali merasakan darah manusia, menyebabkan timbulnya kembali konflik dengan bangsa manusia. Dengan jumlah mereka yang berlipat ganda dari 1000 tahun sebelumnya, dan umur yang jauh lebih panjang dari pada manusia, mereka mampu bertahan dari perang – perang melawan manusia, bahkan mengalahkan kerajaan minor pada tepi laut hitam.
Pada masa berikutnya, pada masa kekaisaran Gran Kuno, yang bangkit dan memulai penaklukan terhadap archmenian, pada jalannya, mereka menjarah juga kawasan para Vampire. Bersama – sama dengan blood elf, Kerajaan Vampire semakin tersudut.
Berikutnya, saat terjadi perang antara Ravenna Elf dan Dravenna, serta pembalasan dendam Grevenna, Para Vampire ini bersekutu dengan Ravenna. Hal inilah yang menjadi awal konflik antara Dravenna dan Vampire.
Pada saat kejatuhan Kekaisaran Gran, Kingdom of vampire menguasai sebagian wilayah kekaisaran Gran di bagian barat laut mati. Serta mereka meneror bekas kota – kota Gran Empire yang telah dibumihanguskan oleh kaum mereka sendiri. Sedangkan Dravenna Elven sekutu lama Gran Empire terus terjerat dengan konflik sengketa wilayah dengan para Vampire.
Perang terus berlanjut dengan Dravenna Elven, hingga suatu saat munculah seorang pemuda yang gagah, dan ambisius, seorang penganut paham demokrasi liberal, ia tidak setuju terhadap rasisme, penindasan, dan perbudakan, dan berdiri di atas keadilan dan kesetaraan, Ia mengalahkan para Dravenna Elf bagi para vampire. Ia memberikan harapan bagi mereka.
Apa yang dilakukan olehnya inilah yang menjadikan mereka pengikut setianya, dan tetap memegang visi dan misi dari Van Ruund beratus – ratus tahun setelah kematian anak manusia itu. Sebagai simbol loyalitas, setiap Vampire yang terlahir akan dinamai dengan nama belakang Van Ruund.
Kerajaan Vampire ini sendiri merupakan gabungan dari persatuan 13 suku yang tersebar di pegunungan Georgia, di tepi timur laut mati dalam hutan yang sangat lebat, dan sebagai habitat yang sangat pas bagi mereka untuk berlindung dari cahaya , matahari. Kebanyakan dari mereka hidup dalam gua – gua atau desa yang dibangun dibawah tanah, namun ada juga suku – suku yang tinggal dibawah pohon – pohon raksasa di bawah bukit – bukit batu. Kerajaan ini lebih dikenal dengan “Kingdom Of Darah”
Sedangkan Kastil Black Sapphire berada di lembah Erdian dunia tengah, di pesisir laut mati, dan berdiri di atas sungai yang dihubungkan ke daratan utama melalui sebuah jembatan. Lembah inilah yang berperan sebagai pintu gerbang masuk ke “Realms of Vampire”. Dan para raja Vampire akan tinggal di Kastil Black Sapphire sebagai pelindung para Vampire. Dan jika perlu maka sang Raja akan meminta bantuan para kepala suku untuk mempertahankan Black Sapphire dari invasi luar. Kastil ini sendiri merupakan pintu masuk ke sebuah kota bawah tanah yang dapat menampung hingga 15.000 orang. Dengan luas area 24km2, kedalaman 40 meter, dan terdiri dari 13 tingkat. Dan pintu keluar terdapat di hutan “Gelap” kaki gunung “Evania” di seberang sungai Vindar. Terdapat juga pintu – pintu tersembunyi lainnya yang tersebar di lembah Erdian.
Raja Vampire akan dipilih oleh para tetua, dari ke – 13 suku ini. Dan mereka juga berhak mendeklarasikan untuk menghentikan kekuasaan seorang Raja. Maka biasanya untuk mencapai kekuasaan, mereka akan berusaha mendapat dukungan dari berbagai suku – suku. Dari segi finansial, masing – masing dari 13 suku memegang sekitar 7% kekayaaan nasional, sedangkan Black Sapphire sendiri memegang 9% kekayaan nasional. Dari segi militer, Black Sapphire memegang 30% pasukan dan kekuatan militer, sedang 70% sisanya terbagi atas 13 suku. Pemilihan kepala suku sendiri, berdasarkan tradisi masing – masing suku. Namun upacara penobatan akan dilangsungkan oleh sang Raja Vampire dan disahkan secara nasional di lembaga Black Sapphire.
Black Sapphire sendiri didirikan oleh klan Errial yang telah kembali dari dunia manusia, yang telah mempelajari teknologi dan arsitektur mereka, dengan tujuan membangun pertahanan bagi “Realms Of Vampire” di dunia tengah. Dan juga berperan sebagai pintu gerbang, dan titik pertemuan ke 13 suku. Raja Pertama Vampire sendiri adalah Erdian. Salah satu keturunannya yang terkenal adalah Elidan Van Ruund yang pernah melindungi Kerajaan Darah dari kehancuran. Ia berhasil melakukan perjanjian damai dengan bangsa Thrones pada masa pemerintahan Kaisar Edward, dengan membayar upeti berupa 10.000 kg emas/tahun. 5 tahun kemudian, ia dibunuh oleh putranya sendiri Rudan Van Ruund. Sebagian suku – suku merasa kesulitan dengan kebijakan ini dan memutuskan memberontak. King Rudan meninggal setelah memerintah selama 63 tahun. Ia meninggal dalam pertarungan melawan jendral Persia Darius Lankrani. Ia mewariskan tahtanya kepada putra keduannya Luwie Van Ruund. Namun Luwie bersama kakaknya Adrian Van Ruund, dan adiknya Ian Van Ruund dibunuh oleh adik bungsu mereka Herod Van Ruund dalam perang saudara pada permainan tahta. King Herod inilah yang menjadi salah satu pimpinan perang di “The Great Final War”. Yang kemudian ia dibunuh oleh The Black Prince pada pertempuran italia.
King Herod memiliki beberapa selir dan budak. Dari para selirnya, ia memiliki 12 anak laki – laki. Dan dari salah seorang istrinya “Tracey Van Ruund Putri Encaloc” lahirlah seorang putri yang dinamainya Sarah Van Ruund. Putri ini sangat dikasihinya. Ia terlahir pada hari jumat, hari terakhir Virgo, saat bulan sabit raksasa muncul dari balik pegunungan Sindarin di selatan lembah Erdian. Kelahirannya telah tertuliskan dalam ramalan kuno  “Saat cahaya bulan sabit raksasa menyinari dari puncak gunung Sindarin, akan terlahir seorang anak bermata biru terang, ia adalah perwujudan dari pohon dunia yang akan mengubah takdir bangsa – bangsa”. Sarah terlahir dengan rambut berwarna hijau safir kebiruan. Seperti yang tertulis dalam kitab – kitab lama, warna rambutnya ini sama dengan warna rambut pendahulunya King Erdian.
Kelahiran anak ke – 13 ini membuat  King Herod sangat senang. Ia sangat mengasihi putri satu – satunya ini. Ia sangat memanjakannya, dan memberikannya segalanya yang Sarah inginkan. King Herod yang kejam dan sadis itu bahkan mengajari Sarah untuk bermain piano. King Herod sendiri adalah penggemar komposer musik klasik hebat dari Germany Cassiopeia Empire. Ia juga pernah membawa Sarah ke sebuah Taman di utara gunung Vindar yang menghadap ke arah laut mati. Sarah Menyebutnya “The Garden”. Taman itu kemudian dikenal dengan nama Safira. Tempat inilah yang di kemudian hari menjadi tempat kesayangan Sarah, saat ia sedih, bahagia, gelisah, sakit hati, kesepian. Tempat inilah juga yang akan mempertemukannya dengan cintanya Sasuke Honoria. Dan pada tempat inilah ditemani oleh Sasuke dan putra mereka Michael ia melihat dunia untuk terakhir kalinya.
Tidak lama setelah kelahiran Sarah, King Herod menjadi paranoid. Ia memerintahkan untuk pembunuhan terhadap 12 putra – putranya karena takut mereka akan mencelakai Sarah. Beberapa dari putranya ini bahkan masih balita berumur antara 2 sampai 7 tahun. Dan ia juga membunuh serta para ibu yang tidak bersedia anaknya di eksekusi. Dan juga para balita dibawah 2 tahun dari lawan dan bahkan kawan politiknya sendiri. Yang ia nilai dapat mengancam keselamatan Sarah dikemudian hari. Hal ini ia lakukan karena takut apa yang terjadi padanya dan kakak - kakaknya terjadi pada Sarah. King Herod ingin memastikan lancarnya Perjalanan Sarah mencapai Tahta “Kingdom Of Darah”. Namun 5 dari putra – putranya yang sudah dewasa lari dan bersembunyi di berbagai suku – suku. Dan pada akhirnya di kemudian hari Sarah akan berperang melawan kelima kakaknya. Mereka adalah Ruben Van Ruund putra tertua, Alaric Van Ruund putra kedua, Eldo Van Ruund putra ketiga, Simon Van Ruund putra keempat dan Isthar Van Ruund.
Setelah membunuh saudara – saudaranya dan diangkat menjadi Raja dari Kingdom of Darah, saat hari menuju fajar, dan King Herod akan segera terlelap dalam kamarnya, ia kemudian merasakan sesak, dan tak mampu bergerak, muncullah kabut tebal menyelimuti seluruh ruangan. Kemudian ia merasakan seperti nyawanya tercabut. Seketika, ruangan yang ia kenal, berubah, dan terlihat berantakan, dan hancur, seperti tanpa adanya tanda kehidupan di sana. Dinding retak, aura kegelapan, dan abu yang menyelimuti semuanya. Ia kemudian tersungkur di lantai. Dan terdengarlah suara derap langkah kuda yang sedang berlari mendekat ke arahnya. Dan sang pengendara bermantel hitam mengeluarkan suara teriakan menyeramkan yang terdengar seperti rintihan singa yang marah bercampur dengan suara melengking dari paus pembunuh dan kuda yang meringkik. Dan barulah ia tersadar, ia sedang berada di “dunia mimpi”. Dunia terkutuk, tempat para roh – roh dari pendosa terkeji yang pernah berjalan di muka bumi. Tempat bagi mereka yang tak terampuni. Tempat bagi mereka yang dihukum tidak bisa menyeberang ke “afterlife”, tempat di mana para roh – roh jahat ini mengembara hingga hari kiamat hingga jiwa mereka terkurung di antara kematian dan kehidupan. Hingga mereka memohon untuk dibinasakan. Tempat ini memiliki banyak nama, ada yang menyebutnya “Realm of Shadow”, ada yang menyebutnya “Cursed World”, mereka dari timur mengenalinya sebagai “Lembah Kematian” atau “The Wicked Dimension”, dan Mazmur menyebutnya “Lembah Kekelaman”. Dan banyak lagi ribuan nama dari berbagai bahasa yang berbeda.
Dan saat semakin mendekat, ketakutan semakin menyelimuti dirinya, nafasnya semakin sesak, dan dentuman jantungnya semakin kencang. Dan sang pengendara itu pun berhenti di hadapannya dan  dengan sihirnya ia mengangkat tangannya, disaat yang bersamaan, tubuh King Herod pun terbangun. Kemudian sang pengendara tersebut menghunuskan pedangnya dan menusuk dada kiri King Herod tepat di jantungnya. “Son of Erdian, I have put a curse in you. That is the covenant your ancestor have made with Our Master Van Ruund himself”, “now it’s the time for your people to fulfill it!”, “We shall raise our sword to fight for our Freedom he had dreamed for us!”, diucapkannya dalam bahasa Orion Kuno. Kemudian derap langkah kuda itu kembali terdengar, dan sang pengendara tersebut menghilang kembali ke kegelapan.
Setelah itu maka perlahan – lahan ia kembali ke kesadaran, kegelapan itu pun berlalu, ruangan tempatnya berada kembali normal. King Herod perlahan – lahan mencoba bernapas kembali. Namun ketakutan itu tidak meninggalkannya. Penglihatan itu terus menghantuinya. Ia kemudian bangun dan beranjak ke tempat tidurnya.
Pada hari berikutnya ia kemudian menceritakan yang dialaminya kepada para tetua di istana. Dan kemudian mereka menyuruhnya untuk menemui Encaloc kepala suku dari “Myrridian” di hutan Myrrdad, yang adalah ayah mertuanya sendiri. “Putraku, Dia ‘Sang Anak Manusia’ telah datang!”.
Dahulu ketika bangsa Darah sedang berada dalam masa terkelamnya, saat bangsa ini sedang dalam penindasan. Saat bangsa ini dalam masa – masa perang dan mengalami kekalahan tiada berhenti. di utara, musuh kita adalah para elf dari Dravenna, di selatan kekaisaran Persia Savaniyah. Datang seorang manusia yang gagah dan sangat kuat, bersama – sama dengan pasukannya ia mengalahkan Kerajaan Dravenna, dan memukul mundur mereka kembali ke seberang laut caspia. Dan mengalahkan pasukan Kekaisaran Savaniyah “Shah Mardavij”. Kekalahan Shah Madravij membuka jalan Persekutuan bagi Kerajaan Darah dan Kerajaan Jericho. Ia lalu membentuk sistem demokrasi yang kemudian diasimilasikan dengan kebudayaan para vampire, dan membuat ke 13 suku bergabung didalam “Kingdom Of Darah”. Dialah sang  “Van Ruund”. Seorang ksatria legendaris dari Orion, murid dari Nathanael yang Agung, Putra dari Rufus dan Athena, saudara dari Alexander The Great, dan Pendiri dari Kekaisaran Thrones Agung.
Dan kemudian King Eufrat cucu King Erdian mengangkat perjanjian darah “Mulai hari ini aku atas nama Kerajaan Darah, dan seluruh bangsa Dahrians dan seluruh keturunanku akan bersumpah setia untuk melayani ‘Van Ruund’ dalam kehidupan dan kematian, hingga akhir dari semesta menunjukan kehancurannya, dan namaMu akan diabadikan dalam nama setiap kami, kami akan memikul namaMu sebagai tanda Kehormatan!!!”. Demikian tutur Encaloc pada menantunya. Sekembalinya dari suku Myrridian, King Herod mencari dan membaca literatur kuno peninggalan King Eufrat.
Di masa lalu, Setelah mengangkat sumpahnya, King Eufrat dan Kingdom of Darah menjadi bagian dari Para pengikut Van Ruund. Mereka di kenal dengan “Ezilenler” yang artinya “Yang tertindas”.  Diantara mereka adalah para Raja manusia, dan sebagian dari Kekaisaran Thrones, Kingdom Of Jericho, para Dahrians dari Kingdom of Darah, para elf dari Dravenna, dan Grevanna, serta sebagian kaum petinggi dari Ravenna Elven, dan beberapa kaum lainnya. Bersama – sama mereka berperang untuk Van Ruund dalam melawan Alexander The Great. Disanalah King Eufrat gugur dalam pertempuran. Setelah  dikalahkan oleh Alexander The Great Sendiri,  “It’s an honor to meet you my Lord Alexander The Great!!, I think we share the same dream!! unfortunately we took a different path!! but then,  we are merely a mortal, what can we do to change what has been?? I hope in the future, we all will live happily in eternal peace where tears, and pain is no more!! there will be no more war, I hope our sons, and daughter will live where races, religion, skin color, origin, is no longer relevant!! I hope we get the freedom we all dreamt for!! Now forgive me, my lord if you please, can you release me from my pain?? Demikian permohonan King Eufrat pada Alexander The Great.

Maka Alexander lalu melepaskan pedangnya dan berlutut dihadapan tubuh King Eufrat yang sudah terbaring di tanah. “My brother, if only we didn’t meet on the battlefield, I will be surely glad to invite you out and drink until my wife is mad and looking for me, we’ll surely make a great friend. May peace be with you brother, may we got the freedom we dreamt for!”, jawab Alexander kepadanya, dan ia lalu meletakan tanganya pada dahi King Eufrat, dan meyentuhnya dengan kedua jarinya, seketika itu munculah cahaya terang yang terlihat hingga ke ujung medan perang. Maka hilanglah segala penderitaan, segala rasa sakit yang dirasakan King Eufrat  Van Ruund. “Thank You Brother'' itulah kata terakhir dari sang Raja Darah. Maka tersungkurlah para Dahrians. Dan Van Ruund, kemudian berlutut sebagai tanda penghormatan, dan diikuti oleh seluruh pasukannya. Kemudian diikuti oleh seluruh pasukan Alexander. Pertempuran kemudian ditunda hingga pemakamannya berakhir.

Alaric Van Ruund kemudian menggantikan ayahnya sebagai ‘King Of Darah”.


No comments:

Post a Comment