Friday, April 24, 2020

Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Komplikasi

 

ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan meningitis.Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal, hipertensi, gagal ginjal, komplikasi pada masa kehamilan seperti preeklampsia. Parut ginjal terjadipada 8-40% pasien setelah mengalami episode pielonefritis akut. Faktor risiko terjadinya parut ginjal antara lain umur muda, keterlambatan pemberian antibiotik dalam tata laksana ISK, infeksi berulang, RVU, dan obstruksi saluran kemih.

Infeksi berulang, terutama pada wanita yang mengalami dua atau lebih ISK dalam periode enam bulan atau empat atau lebih dalam setahun. Kerusakan ginjal permanen akibat infeksi ginjal akut atau kronis (pielonefritis) karena Infeksi saluran kemih yang tidak diobati. Penyempitan uretra (striktur) pada pria akibat uretritis rekuren, yang sebelumnya terlihat dengan uretritis gonokokal. Sepsis, suatu komplikasi infeksi yang berpotensi mengancam jiwa, terutama jika infeksi berjalan dengan cara naik ke saluran kemih ke ginjal Anda.

 

ISK Complicated  terdapat keadaan :

 

1.      Kelainan abnormal saluran kencing. Contoh : batu, obstruksi, refluks vasikouretral, atoni kandung kemih, kateter menetap, prostatitis menahun.

2.      Kelainan faal ginjal. baik GGA maupun GGK.

3.      Gangguan daya tahan tubuh. Penderita DM, Gravid,neutropenia, penderita dg terapi imunosupresif. 4. Infeksi disebabkan organisme virulen. Seperti proteus spp yg memproduksi urease, Infeksi staphylococcus.

 

Penyakit Penyulit dan komplikasi

 

1.      Gagal ginjal akut

2.      Urosepsis

3.      Nekrosis Papila ginjal

4.      Granuloma

5.      Supurasi atau pembentukan Abses

6.      Striktur Uretra (penyempitan uretra pada pria)

 

Sebagian besar ISK terjadi pada saluran kemih bagian bawah (kandung kemih dan uretra). Waspada bila gejala disertai dengan nyeri pinggang atau punggung bawah, demam tinggi, mengigil, bahkan yang bersangkitan sampai kehilangan kesadaran. Bisa jadi, infeksi telah naik hingga mencapai ginjal. “Berbahaya kalau yang terserang kedua ginjal, bukan hanya sebelah atau satu ginjal,” ucap dr. Johan.

Hal itu bisa terjadi bila ISK didiamkan dan sakit yang ditimbulkan ditahan mati-matian. Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi, sehingga bila nyeri terus ditahan, tubuh akan beradaptasi dengan rasa nyeri tersebut.

Infeksi yang sudah sampai ke ginjal (pielonefritis), bisa menyebabkan gagal ginjal akut (mendadak) maupun penyakit ginjal kronis, hingga akhirnya ginjal rusak secara permanen dan tidak bisa kembali berfungsi normal. Bila ini sampai terjadi, pilihannya ada dua: dialisa (cuci darah)  atau transplantasi ginjal.

Bisa terjadi sepsis, yakni infeksi masuk ke aliran darah sehingga terjadi infeksi sistemik yang bisa menyebabkan kematian. Kemungkinan komplikasi lain, terbentuk abses (nanah) di ginjal, atau infeksi menyebar ke daerah di sekitar ginjal. Proses hingga infeksi sampai di ginjal dan menimbulkan berbagai komplikasi membutuhkan waktu yang lama, dan kemungkinannya kecil. Bagaimana pun, bila mengalami ISK sebaiknya segera diobati sampai tuntas.

 

Referensi :

 

1.      Kher KK, Leichter HE. Urinary tract infection. Dalam: Kher KK, Makker SP,

penyunting. Clinical Pediatric Nephrology. New York; McGraw-Hill;1992:h.277-

321.

 

2.      Lambert H, Coultard M. The child with urinary tract infection. Dalam: Webb NJA,

Postlethwaite RJ, penyunting, Clinical Paediatric Nephrology, edisi ke-3, Oxford,

Oxford University Press, 2003,h.197-225.

 

3.      Stamm WE. Urinary tract infection. Dalam: Greenberg A, Cheny AK, Coffman TM,

Falk RJ, Jennette JC, penyunting, Primer on kidney diseases: San Diego: National

Kidney Foundation, Academic Press, 1994;h.243-6

 

4.      Pecile P, Miorin E, Romanello C, Vidal E, Contrado M, Valent F. dkk. Age-related

renal parenchymal lesions in children with first febrile urinary tract infections.

Pediatrics 2009;124:23-9.

 

5.      Kosnadi L. Studi kolaboratif pola penyakit ginjal anak di Indonesia. Dalam:

Kosnadi L, Soeroso S, Suyitno H, penyunting, Naskah lengkap Simposium Nasional

IV Nefrologi Anak dan Peningkatan Berkala Ilmu Kesehatan Anak ke 6, bidang

Nefrologi; Semarang 23-24 Juni 1989:73-90

 


No comments:

Post a Comment