Friday, April 24, 2020

Komplikasi dan Prognosis Infark Miokard Akut

Komplikasi

 

1.      Disfungsi Ventrikular

Ventrikel kiri mengalami perubahan serial dalam bentuk ukuran, dan ketebalan pada segmen yang mengalami infark dan non infark. Proses ini disebut remodelling ventricular yang sering mendahului berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hitungan bulan atau tahun pasca infark. Pembesaran ruang jantung secara keseluruhan yang terjadi dikaitkan dengan ukuran dan lokasi infark, dengan dilatasi terbesar pasca infark pada apeks ventrikel kiri yang mengakibatkan penurunan hemodinamik yang nyata, lebih sering terjadi gagal jantung dan prognosis lebih buruk.

 

2.      Gangguan Hemodinamik

Gagal pemompaan (pump failure) merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit pada STEMI. Perluasan nekrosis iskemia mempunyai korelasi dengan tingkat gagal pompa dan mortalitas, baik pada awal (10 hari infark) dan sesudahnya.

 

3.      Syok kardiogenik

Syok kardiogenik ditemukan pada saat masuk (10%), sedangkan 90% terjadi selama perawatan. Biasanya pasien yang berkembang menjadi syok kardiogenik mempunyai penyakit arteri koroner multivesel.

 

4.      Infark ventrikel kanan

Infark ventrikel kanan menyebabkan tanda gagal ventrikel kanan yang berat (distensi vena jugularis, tanda Kussmaul, hepatomegali) dengan atau tanpa hipotensi.

 

5.      Aritmia paska STEMI

Mekanisme aritmia terkait infark mencakup ketidakseimbangan sistem saraf autonom, gangguan elektrolit, iskemi, dan perlambatan konduksi di zona iskemi miokard.

 

6.      Ekstrasistol ventrikel

Depolarisasi prematur ventrikel sporadis terjadi pada hampir semua pasien STEMI dan tidak memerlukan terapi. Obat penyekat beta efektif dalam mencegah aktivitas ektopik ventrikel pada pasien STEMI.

7.      Takikardia dan fibrilasi ventrikel

Takikardi dan fibrilasi ventrikel dapat terjadi tanpa bahaya aritmia sebelumnya dalam 24 jam pertama.

 

8.      Fibrilasi atrium

9.      Aritmia supraventrikular

10.  Asistol ventrikel

11.  Bradiaritmia dan Blok

12.  Komplikasi Mekanik : Ruptur muskulus papilaris, ruptur septum ventrikel, ruptur dinding ventrikel.

 

Prognosis

 

Terdapat beberapa sistem untuk menentukan prognosis paska IMA :

1) Klasifikasi Killip berdasarkan pemeriksaan fisik bedside sederhana, S3 gallop, kongesti paru dan syok kardiogenik

 

Tabel 2. Klasifikasi Killip pada Infark Miokard Akut Klas

Definisi

Mortalitas (%)

I

Tak ada tanda gagal jantung kongestif

6

II

+S3 dan atau ronki basah

17

III

Edema paru

30-40

IV

Syok kardiogenik

60-80

 

 

 

 

 

 

2) Klasifikasi Forrester berdasarkan monitoring hemodinamik indeks jantung dan pulmonary capillary wedge pressure (PCWP)

 

 

Tabel 3. Klasifikasi Forrester untuk Infark Miokard Akut Klas

Indeks Kardiak (L/min/m2)

PCWP (mmHg)

Mortalitas (%)

I

>2,2

<18

3

II

>2,2

>18

9

III

<2,2

<18

23

IV

<2,2

>18

51

 

 

3) TIMI risk score adalah sistem prognostik paling akhir yang menggabungkan anamnesis sederhana dan pemeriksaan fisik yang dinilai pada pasien STEMI yang mendapat terapi fibrinolitik

 

.

Tabel 4. TIMI Risk Score untuk STEMI Faktor Risiko (Bobot)

Skor Risiko / Mortalitas 30 hari (%)

Usia 65-74 tahun (2 poin)

Usia >75 tahun (3 poin)

Diabetes mellitus/hipertensi atau angina (1 poin)

Tekanan darah sistolik <100mmHg (2 poin)

Frekuensi jantung >100 (2 poin)

Klasifikasi Killip II-IV (2 poin)

0 (0,8)

1 (1,6)

2 (2,2)

3 (4,4)

4 (7,3)

5 (12,4)

Berat < 67 kg (1 poin)

Elevasi ST anterior atau LBBB (1 poin)

Waktu ke reperfusi >4 jam (1 poin)

Skor risiko = total poin (0-14)

6 (16,1)

7 (23,4)

8 ( 26,8)

>8 (35,9)

 

Referensi

1.      Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2010.

2.      Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2007.

3.      Erhardt L, Herlitz J, Bossaert L. Task force on the management of chest pain. Eur Heart J. 2002; 23 (15) : 1153-76.

4.      Werf FV, Bax J, Betriu A, Crea F, Falk V, Fox K, et al. Management of acute myocardial infarction in patients presenting with persistent ST-segment elevation: the Task Force on the Management of ST-Segment Elevation Acute Myocardial Infarction of the European Society of Cardiology. Eur Heart J 2008;29:2909–2945.


No comments:

Post a Comment