Epidemiologi PJB
Penyakit
jantung bawaan (PJB) merupakan bentuk kelainan jantung yang sudah didapatkan
sejak bayi baru lahir. Manifestasi klinis kelainan ini bervariasi dari yang
paling ringan sampai berat. Pada bentuk yang ringan, sering tidak ditemukan
gejala, dan tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan klinis. Sedangkan pada
PJB berat, gejala sudah tampak sejak lahir dan memerlukan tindakan segera.
Dengan berkembangnya teknologi, khususnya ekokardiografi, banyak kelainan
jantung yang sebelumnya tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisis dan
penunjang biasa, EKG, radiologi dengan menggunakan alat ini dapat dideteksi
dengan mudah.
Penyakit
jantung bawaan terjadi sekitar 1% dari keseluruhan bayi lahir hidup atau
sekitar 6-8 per 1000 kelahiran. Pada negara Amerika Serikat setiap tahun
terdapat 25.000-35000 bayi lahir dengan PJB. Terdapat hal menarik dari PJB
yakni insidens penyakit jantung bawaan di seluruh dunia adalah kira-kira sama
serta menetap dari waktu-waktu. Meski demikian pada negara sedang berkembang
yang fasilitas kemampuan untuk menetapkan diagnosis spesifiknya masih kurang
mengakibatkan banyak neonatus dan bayi muda dengan PJB berat telah meninggal
sebelum diperiksa ke dokter.
Pada
negara maju sekitar 40-50% penderita PJB terdiagnosis pada umur 1 minggu dan
50-60% pada usia 1 bulan. Sejak pembedahan paliatif atau korektif sekarang
tersedia untuk lebih 90% anak PJB, jumlah anak yang hidup dengan PJB bertambah
secara dramatis, namun keberhasilan intervensi ini tergantung dari diagnosis yang
dini dan akurat. Oleh sebab itu insidens penyakit jantung bawaan sebaiknya
dapat terus diturunkan dengan mengutamakan peningkatan penanganan dini pada
penyakit jantung bawaan tetapi juga tidak mengesampingkan penyakit penyerta
yang mungkin diderita. Hal ini ditujukan untuk mengurangi angka mortalitas dan
morbisitas pada anak dengan PJB.
Kasus PJB paling banyak terjadi pada jenis
ventricular septal defect (VSD), yaitu sebanyak 34 pasien (40,00%). Pada buku
Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indoensia (2007) juga
mengatakan bahwa umumnya PJB terbanyak yaitu defek septum ventrikel (VSD),
kemudian menyusul VSD+PS (stenosis pulmonal), ASD (defek septum atrium), PDA
(duktus arteriosus persisten), koarktasio aorta, PS (stenosis pulmonal), AS (stenosis
aorta), TGA (transposisi arteri-arteri besar), ToF (tetralogy of Fallot)8. Hal
ini sejalan dengan data yang
diperoleh
dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa prevalensi PJB
tertinggi
pada
jenis VSD9. Berdasarkan penelitian di Georgia, prevalensi pasien ventricular
septal defect (VSD) pada tahun 1968-1997 didapatkan sebanyak 1559 kasus (26,8%)
dari 5813 kasus. Angka ini merupakan angka kejadian tertinggi dibandingkan
dengan jenis PJB lainnya.
Angka
kejadian PJB di Indonesia adalah 8 tiap 1000 kelahiran hidup. Jika jumlah
penduduk Indonesia 200 juta, dan angka kelahiran 2%, maka jumlah penderita PJB
di Indonesia bertambah 32000 bayi setiap tahun. Kendala utama dalam menangani
anak dengan PJB adalah tingginya biaya pemeriksaan dan operasi. Pengalaman kami
di poliklinik Kardiologi RSCM, mendapatkan sebagian besar anak dengan PJB yang
berobat berasal dari keluarga yang tidak mampu.2 Makalah ini membahas tentang
hemodinamik, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, tata laksana,
komplikasi PJB serta perkembangan mutakhir di bidang kardiologi.
Referensi
1. Mitchell
S.C., Korones S.B, Berendes H.W. Congenital heart disease in 56,109 births.
Incidence and natural history. Circulation 1971;43:323–32.
2. Allen
HD, Franklin WH, Fontana ME. Congenital heart disease: untreated and operated.
Dalam: Emmanoulides GC, Riemenschneider TA, Allen HD, Gutgesell HP, penyunting.
Moss and Adams heart disease in infants, children, and adolescents. Edisi ke-5.
Baltimore: Williams & Wilkins; 1995. h. 657-64.
3. Madiyono
B. Kardiologi anak masa lampau, kini dan masa mendatang: perannya dalam
pencegahan dan penanggulangan penyakit kardiovaskular. Pidato pengukuhan guru
besar tetap dalam bidang ilmu kesehatan anak, FKUI, Jakarta, 11 Juni 1997.
Jakarta: Lembaga Penerbit UI; 1997.
4. Rahayoe
AU. Pelayanan penderita penyakit jantung bawaan di Indonesia. Perkembangan,
permasalahan dan antisipasi di masa depan. Dalam: Putra ST, Roebiono PS, Advani
N, penyunting. Penyakit jantung bawaan pada bayi dan anak. Jakarta: Forum
Ilmiah Kardiologi Anak Indonesia; 1998. h. 1-17.
5. Hoffman
JL, Kaplan S. The incidence of congenital heart disease. J Am Coll Cardiol
2002;39:1890-900.
6. British
Heart Foundation Statistics. Incidence of congenital heart disease. Didapat
dari: http://www.heartstat. org. Diakses tanggal 10 November 2009.
7. Xue-young
Y, Xiao-feng L, Xiao-dong L, Ying-long L. Incidence of congenital heart disease
in Beijing, China. Chin Med J 2009; 122:1128-32.
No comments:
Post a Comment